Tulisan ini merupakan bagian dari proyek #Blogger'sChallenge dengan topik 'Dinamika Malam Minggu'
Apa hal pertama yang terlintas di pikiran kalian saat mendengar kata 'malam minggu'? Sebagian dari kalian pasti akan menjawab: apel; pacaran; jalan bareng pacar; dan lain sebagainya. Tapi ga dikit juga kalian yang akan menjawab: kangen mantan; galau; mengurung diri di kamar; dan sejenisnya.
Apa hal pertama yang terlintas di pikiran kalian saat mendengar kata 'malam minggu'? Sebagian dari kalian pasti akan menjawab: apel; pacaran; jalan bareng pacar; dan lain sebagainya. Tapi ga dikit juga kalian yang akan menjawab: kangen mantan; galau; mengurung diri di kamar; dan sejenisnya.
Tapi kembali lagi ke penulis, apa yang terlintas di pikiran si penulis kalo mendengar kata 'malam minggu'? Jawabnya, absurd, ga jelas. Kenapa? Yaaaaah, sederhana. Penulis menganggap malam minggu itu hampir ga ada bedanya dengan malam-malam lainnya. Yang sedikit berbeda adalah, malam minggu merupakan malam di mana besoknya adalah hari minggu yang notabene hari libur. Otomatis malam minggu itu malamnya bagi penulis untuk bersantai, menyalurkan ide, atau sekedar menonton tv.
Terus timbul pertanyaan, emang di malam lain ga bisa santai? Ga nonton tv? Well, kaya yang penulis bilang sebelumnya, malam minggu itu HAMPIR sama dengan malam lainnya. Jadi, di malam-malam lain, penulis tetep nonton tv kok, tetep bisa nyantai juga. Cuma bedanya, waktu malam minggu penulis ga perlu buka-buka buku pelajaran. Keliatannya penulis malas belajar, ya? Sesama pelajar, pasti kalian bakal ngerti kok apa yang dirasain sama penulis.
Terus, gimana dengan jalan bareng pacar? Apel? Hmm, maaf, dari jaman masih pake tv duo colour sampe jaman tv quarto colour, dari jaman masih jomblo trus pacaran sampe jomblo lagi, ga ada di kamus penulis itu malam mingguan bareng pacar. Bukan berarti penulis ga pernah pacaran, yaaa. Penulis pernah pacaran kok. Tapi, ya, gitu, ga ada acara malam mingguan ama pacar. Pacarannya cuma ketemu siang, atau kalo pun ketemu malam, ya, karena ada acara tertentu aja. Misal, ada kondangan atau maulidan dan semacamnya. Jadi ga mesti tiap malam minggu jalan keluar, makan bareng, haha hihi ga jelas dan sebagainya dan sebagainya.
Lantas, gimana pendapat penulis tentang orang-orang di golongan kedua (cek paragraf pertama)? Penulis sih mikirnya gini, selagi dia ga mengganggu urusan orang lain, biarin lah. Ga usah pala mengurusi urusan orang lain. Mau mereka bergalau ria, kek; atau mengurung diri di kamar, kek; itu terserah mereka. Tapi, ya, inget, sesuatu yang berlebihan itu pasti ga baik. Galau secukupnya aja, mengurung diri di kamar juga ga usah kelamaan. Sayur juga kalo kebanyakan garam bakalan ga enak untuk dimakan. Well, intinya pintar-pintar ngatur diri, ngatur hati lah.
Ecieee, tiba-tiba penulis bawa-bawa kata hati. Masih nyambung donk! Malam minggu > Pacaran > Hati. Yaaaaaah, meski ga semua orang pacaran pake hati, kita pake terminologi yang seharusnya aja lah. Di mana-mana pacaran itu, ya, pake hati.
Balik ke topik kita. Terus, gimana pendapat penulis tentang orang-orang di golongan pertama? Bisa dibilang, penulis juga mikir hal yang sama, selagi mereka ga ganggu urusan orang lain, biarlah. Kalian juga ga suka, kan, kalo urusan kalian diusik. Tapi, ya, tetep, pacarannya yang bener. Ga perlu ceramahin penulis tentang 'Pacaran di dalam agama itu dilarang'. Kalo mau ceramah, di lapak sebelah aja, ya, jangan di sini.
Pernah ngerasa iri engga sih kalo lagi jalan pas malam minggu trus liat orang pacaran? Tergantung yang diliat keadaannya gimana sih. Kalo pacarannya pake acara pegangan tangan, colek-colekan pinggang, atau elus-elus bahu, jujur aja, ya, penulis malah geli liatnya. Tapi kalo yang diliat itu sepasang kekasih yang duduk saling berhadapan, ga ada kata, ga ada suara, cuma ada saling tatap dan senyum sebagai bahasa mereka, well, penulis iri. Iya, donk. Kalo ngeliat yang begitu, terasa kalo cinta itu ga perlu BANYAK bicara, ga perlu BANYAK penjelasan. Yang penting di hati masing-masing udah saling tau siapa dia dan nama siapa yang dia jaga di dalamnya.
Kita sampai di akhir cuap-cuap penulis. Terserah kita mau gimana memaknai kata 'malam minggu' itu. Karena yang ngerti itu cuma kita sendiri. Yang punya pacar, silakan berpacaran ria. Yang ga punya pacar, silakan cari kegiatan bermanfaat untuk mengisi waktu, bereksperimen dengan hal baru, melanjutkan hobi yang selama weekday ga bisa dilakukan dan lain-lain. Mungkin itu aja. See you in the next cuap-cuap yaaaaaaaaak!