Setelah
beberapa postingan sebelumnya membahas tentang kepribadian dan hal-hal yang
berhubungan dengan pribadi Penulis, kali ini Penulis mau bahas tentang hal yang
di luar dari diri Penulis. Topik kali ini dari si Wawa, agak berat, dan membuat
Penulis mengenang kembali semester-semester akhir kuliah S1 berbulan-bulan yang
lalu dan masa-masa sekolah dulu.
Jadi,
kan, si Wawa yang saat ini udah menjadi seorang guru di salah satu sekolah di
Kota Medan, mau kami para ABC
membuat postingan tentang hal-hal yang ngga boleh dilakukan oleh guru
saat berada di sekolah. Agak berat, kan? Iya, emang agak berat. Tapi
Penulis suka nih topik-topik yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Maklum
aja, waktu S1 kan Penulis ambil program Pendidikan Bahasa Inggris. Jadi otomatis
perkuliahan Penulis berhubungan langsung dengan pendidikan dan segala
perintilannya. Yuk, lah kita bahas!
Hal-hal yang Tidak Boleh Dilakukan Guru di Sekolah
Peran
guru hampir ngga bisa dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Bahkan setelah dilakukan berbagai inovasi di bidang pendidikan, baik itu
pemanfaatan rekaman video atau robot, peran guru masih menjadi salah satu
faktor paling penting agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung
sebagaimana mestinya.
Tapi
namanya juga manusia, pasti guru pernah melakukan kesalahan. Nah, berikut ini
Penulis akan memuat beberapa hal yang sebaiknya atau malah ngga boleh dilakukan
oleh guru saat mengajar di kelas. Semua poin yang Penulis paparkan nanti
berdasarkan pengalaman Penulis sendiri saat masih berstatus sebagai siswa. Jadi
jika ada kesalahan atau kekeliruan, mohon dimaklumi.
Membanding-bandingkan
Guru Memarahi Siswanya www.kesekolah.com |
Kita sebagai manusia ciptaan Tuhan, memiliki keunikan dan
keistimewaan masing-masing. Mungkin si A lebih unggul dibanding si B pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Namun ngga bisa langsung disimpulkan kalau si A
lebih baik daripada si B. Bisa jadi si B lebih unggul di mata pelajaran seni
dan olahraga.
Nah, mengapa hal ini bisa terjadi? Setelah Penulis telusuri dan
berpikir lebih dalam, ternyata akar dari permasalahan ini adalah karena di
Negara Indonesia tercinta ini ada kecenderungan untuk mengistimewakan bidang
akademik terutama pada mata pelajaran eksakta seperti matematika, fisika, dan
kimia. Siswa yang unggul di tiga mata pelajaran ini akan lebih dihargai
dibandingkan dengan siswa yang unggul di mata pelajaran lain seperti seni dan
olahraga. Mau segemilang apa prestasi seorang siswa di bidang olahraga maupun
seni, jika ia ngga bisa menguasai salah satu dari ketiga mata pelajaran
tersebut, siswa itu akan dipandang sebelah mata oleh guru.
Apa akibat yang timbul jika guru membandingkan siswa-siswanya?
Siswa yang dianggap lebih baik akan menjadi besar kepala, sombong, bahkan
meremehkan teman-temannya, sedangkan siswa yang dianggap ngga lebih baik akan
cenderung menjadi minder, hilang semangat untuk belajar sehingga bisa makin
memperburuk kondisi akademik siswa.
Melarang
Sesuatu yang Dilakukannya
Peran guru selain sebagai pengajar adalah sebagai model atau
panutan bagi seluruh siswanya, baik penampilan maupun perilakunya. Oleh karena
itu guru harus tampil sebaik mungkin di depan siswanya. Namun kita kembali ke
kenyataan bahwa guru itu juga manusia yang tak luput dari salah. Ada aja guru
yang ngga berpenampilan dan ngga bertindak sebagaimana mestinya. Nah, biasanya,
guru-guru seperti ini pulak yang banyak tingkahnya. Ngelarang ini lah,
ngelarang itu lah.
Ilustrasi Perokok www.nasional.republika.co.id |
See? Guru ngga boleh sembarangan, kan? Atau kasus lain di mana guru
membuat larangan merokok di lingkungan sekolah bagi siswa, tapi banyak guru
yang merokok bahkan di depan kelas saat mengajar.Nah, lho, gimana siswa mau
patuh coba? Atau kasus lain lagi, nih. Biasanya terjadi di hari senin, saat Upacara
Penaikan Bendera berlangsung. Pasti kamu pernah ngeliat guru yang marah-marah
kepada siswa yang ribut, atau malah kamu yang jadi pelakunya. Di sisi lain,
kamu juga pasti ada ngeliat guru yang asyik ngobrol dengan sesama guru di
barisan para guru. Kontradiksi, kan
Lantas kemudian para guru membela diri, bahkan walaupun guru udah
taat peraturan, udah kasih contoh yang benar, masih ada aja siswa yang
melanggar peraturan. Nah, lho! Gimana lagi tuh coba? Mari kita kembali ke diri
kita masing-masing, mungkin cara yang digunakan untuk memberi pengertian kepada siswa tentang
peraturan sekolah masih kurang tepat.
Berkata Kasar
Di poin ketiga ini, Penulis rasa hampir semua dari kita pernah
menjumpainya, guru yang suka berkata kasar. Mungkin memang bawaan gurunya yang
ngga bisa tahan emosi, tapi diingat lagi salah satu dari empat kompetensi guru,
personality atau kepribadian. Guru
harus berkepribadian baik yang salah satunya diimplikasikan dengan bertutur
lembut dan santun. Jadi ngga ada alasan kalau guru A bebas berkata kasar karena
bawaan dari lahir.
Ilustrasi Guru Berkata Kasar www.pinterest.com |
Sembarangan
Memberi Nilai
Pernah ketemu dengan guru yang sembarangan memberikan nilai? Kita
sama! Tos dulu! Ahahahaha! Tau, ngga sih, nilai itu berharga lho bagi siswa.
Itu semacam gaji atau upah dari hasil kerja kerasnya (yaaaah, meskipun sekarang
siswa dimudahkan dengan adanya teknologi). Apalagi ditambah pujian, wah, itu
bisa membuat siswa merasa terbang ke angkasa! Namun sayangnya, ada aja guru
yang sembarangan memberi nilai, cuma membubuhkan parafnya di tugas siswa.
Ilustrasi Siswa yang Tertekan http://smpn10-mgl.blogspot.co.id |
Penulis
rasa empat poin ini udah cukup untuk merepresentasikan hal-hal yang seharusnya
ngga dilakukan oleh guru di sekolah. Masih ada hal lain, itu pasti. Tapi ngga
perlu semua dijabarkan, ngga cukup halamannya. Bisa menghabiskan satu semester
lebih untuk nulisnya, hehehehe...
Kamu
pernah mengalami hal yang kaya gini juga? Atau malah ada hal yang lebih penting
tapi ngga Penulis cantumkan di sini? Itu ada kolom komentar, diisi, gih!