Sunday, January 29, 2017
Saat Aku Berusia 30 Nanti
Aholaaaaaaa!
Postingan ini Penulis buat demi menyelesaikan tantangan si Rian di proyek Blogger's Challenges. Dia pengen semua ABC cerita-cerita tentang rencana kami atau ekspektasi kami saat usia 30 tahun nanti. Ayoklah kita cerita-cerita!
When I'll be 30 later
Usia 30 itu berarti masa matangnya segala aspek kehidupan bagi laki-laki. Mulai mapan, dewasa, hidup terstruktur dan sebagainya. Di usia inilah para pria mulai disebut atau dijuluki 'Papa-papa Ganteng/Cakep'. Tapi itu kalau wajahnya ganteng atau cakep, ya. Kalau mukanya biasa aja, ya ga bakalan dijuluki begitu. Nah, kira-kira, gimana pandangan Penulis sendiri kalau Penulis berusia 30 nanti? Ini dia.
Seperti biasa, rutinitas pagi seorang single parent itu, ya mempersiapkan diri sendiri untuk mengajar, sekaligus menyiapkan segala persiapan anak untuk sekolah. 30 tahun, berarti sekitar 7 tahun lagi, dong, ya? Nah, kalau begitu si Dimas (Penulis pengen punya anak cowok, satu aja, namanya Hadimastra Arif. Penulis bakalan panggil dia Dimas, adopsi) usianya juga udah 7 tahun, berarti dia udah kelas 2 SD.
Nah, kegiatan pagi untuk mempersiapkan anak SD kelas dua itu, ya mulai dari membangunkannya, mengajak dia sholat subuh, memeriksa isi tasnya, mengajak dia mandi sekaligus berpakaian, sarapan bareng, menyiapkan bekalnya, terakhir, mengantarkannya ke sekolah. Begitu semuanya beres, baru deh Penulis berangkat ke kampus untuk mengajar.
Yah, namanya dosen, tugas pokok pertamanya itu, ya, pasti mengajar, tapi yang diajari itu mahasiswa. Mengajar dari pagi sampai siang, begitu jam istirahat, Penulis keluar kampus, untuk menjemput si Dimas tentu aja, terus mengajaknya ke kampus. Di kampus, kami makan siang bareng di ruangan Penulis (kalau ada. Kalau ga ada, ya di ruang dosen). Selesai makan siang, si Dimas bakalan Penulis suruh istirahat. Penulis sendiri ngapain? Ya, kalau masih ada jadwal mengajar, ya, mengajar. Tapi kalau ga ada lagi, namanya dosen, ya mempersiapkan proyek penelitian bersama beberapa mahasiswa. Sorenya, semua kegiatan, selesai ga selesai, harus dihentikan. Penulis ga mau pulang malam. Bawa anak, lho ini. Mau memakai jasa pengasuh anak, Penulis ga percaya. Jadi diasuh sendiri aja.
Begitu nyampe di rumah, Penulis menyuruh si Dimas mandi, sedangkan Penulis sendiri menyiapkan makan malam. Iya, untuk makan, Penulis lebih memilih masak sendiri atau beli di luar kalau ga sempat masak, ketimbang pakai jasa pembantu. Tapi kalau beres-beres rumah, tetep pakai jasa pembantu, lah.
Malam hari, selesai makan, Penulis beralih ke tugas-tugas perkuliahan, si Dimas sibuk dengan tugas sekolahnya. Kalau sempat, kami akan menonton tv sebentar, terus pindah ke kamar. Di tempat tidur, Penulis bakal sempatkan untuk pillow talk beberapa menit sebelum tidur. Udah, terus kami tidur, deh.
Naaaaaah! Gimana, kira-kira udah bisa dibayangkan gambaran gimana entar Penulis waktu usia 30 tahun. Ada yang sama? Atau perkiraan kalian lebih keren dari punya Penulis? Monggo bagi di kolom komentar.
NB: Itu foto Om Gunawan cuma buat representasi, ya. Tapi ngarepnya sih bisa seganteng dia juga, lebih ganteng kalau bisa, pun. Ihihihihihihihihihi.
Tentang Moody
Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...
-
Ahoooooooy! Uy! Penulis mau cerita-cerita ini, masih dalam proyek #Bloggers' Challenges kok. Tentang apa? Nah, si Nadya menantang p...
-
Halo Pembaca Kece! Aku balik lagi dengan proyek BC alias Bloggers’ Challenge . Kali ini topik diajukan oleh Mbak Vera, member baru ABC ...
-
Setelah beberapa postingan sebelumnya membahas tentang kepribadian dan hal-hal yang berhubungan dengan pribadi Penulis, kali ini Penuli...