Sunday, September 24, 2017

Ayo Ceritakan Sedikit tentang Dirimu!


Hola-hola!

Apa kabar? Semoga yang baca postingan ini selalu diberi kesehatan oleh yang Mahakuasa, amin! Doakan juga semoga Penulis cepat sembuh dari sakit ya. Badan Penulis masih sulit beradaptasi dengan cuaca panas luar biasa di kota ini, jadi, ya gitu, setiap pulang kuliah Penulis meriang. Soalnya kami di kelas pakai AC, terus waktu keluar ruangan langsung terpapar panas ekstrem. Badan jadi kaget dong, ya?

Udah, udah cukup curhatnya. Penulis mau cerita-cerita tentang diri Penulis ini. Topik ini yang kasih si Hera. Do’i penasaran banget sama ABC yang lain, makanya do’i kasih topik tell me about yourself. Nah, lho, Penulis bingung mau cerita apaan, I’m an open book, lho. Hampir semua temen udah pada tau siapa dan bagaimana Penulis. Mungkin si Hera udah kehabisan ide, makanya do’i ngajuin topik ini. Oke, oke lah, yuk masuk!


Who Am I?


Pertanyaan dasar nih, siapa aku? Siapa Penulis? Ini ga usah ditinjau terlalu dalam sampai ke hakikat kenapa Penulis lahir ke dunia dan apa tujuan hidup Penulis. Ga perlu sampai ke sana, berat. Kita cerita yang ringan aja. Sip!

Penulis adalah seorang bocah atau remaja laki-laki berusia 23 tahun yang memiliki pipi gempal besar sebelah karena cenderung menggunakan mulut sebelah kiri saat mengunyah makanan. Anak kedua dari tiga bersaudara ini dilahirkan di salah satu ruangan di RS dr. Djoelham, Kota Binjai. Masih memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat dengan kedua orang tuanya yang saat ini bermukin di kota kecamatan di Kabupaten Langkat.

Penyuka hewan peliharaan dengan nama latin Felis silvestris catus ini memiliki banyak hobi, diantaranya menulis, memasak, berprakarya, menonton film, bernyanyi, dan masih ada beberapa lagi, namun ngga satupun dari hobi itu didalami olehnya. Kemampuan menulis cuma ala kadarnya, rasa masakannya biasa aja, hasil prakaryanya juga jauh dari kata luar biasa. Suaranya? Duh! Jangan ditanya! Bagus sih, tapi lebih bagus diam. Cuma ya, Penulis ngga bisa menahan diri untuk ngga bernyanyi, apalagi waktu nyuci, hehehe… Dulu waktu di kost sampai di-request nyanyi beberapa lagu sama tetangga kamar. Untuk ngusir tikus kali, ya? Ahahaha!

Bicara tentang memasak, sebenarnya Penulis juga ngga tau nih punya hobi ini nurun dari siapa. Ummi, memang masakan beliau pantas diacungi jempol. Tapi Ummi masak itu untuk makan sekeluarga sehari-hari, bukan karena hobi. Sekarang malah lebih sering beli di luar. Abi? Beliau malah hampir ngga pernah masak. Jadi fix ini hobi ngga diturunkan dari orang tua.
Awalnya, waktu Penulis masih SD, Penulis suka iseng sama makanan yang dibuat Ummi. Yang paling iseng itu adalah waktu Penulis memasukkan kacang tanah mentah yang udah Penulis giling ke dalam sambal terasi. Begitu Ummi pulang kerja, Ummi protes. Ngga marah, lho ya, protes. Ummi tanya itu kenapa kacang tanah mentah dimasukin ke sambal. Penulis cuma nyengir. Abis itu Ummi kasih tau, kalau sebenarnya ngga masalah kalau kacang tanahnya mau dimasukin ke sambal, tapi harus dimasak dulu biar matang.

Hobi memasak
hobbybareng.blogspot.co.id
Naik ke stage kedua, Penulis mulai coba-coba dengan telur. Jadi paling engga seminggu sekali Penulis bakal menggoreng telur, entah itu telur mata sapi ataupun telur dadar. Begitu mulai bisa menguasai cara menggoreng telur, Penulis jadi agak betingkah dong. Telur dadar yang awalnya polos, mulai Penulis kasih campuran kaya tomat, bawang, cabe, wortel, kentang, teri, dan banyak lagi.

Di stage ketiga, Penulis melebarkan sayap ke menu nasi goreng. Berbekal nonton Ummi dan Abi waktu menggoreng nasi, Penulis mulai berani mencoba. Tapi namanya amatir, pasti banyak kesalahan, mulai dari terlalu asin, terlalu banyak minyak, sampai pernah rasa nasi gorengnya jadi aneh karena itu nasi Penulis tambahin daun bayam. Namun dari kesalahan-kesalahan itu Penulis belajar. Sekarang sih kalau ada kesempatan, Abi malah nyuruh Penulis untuk bikin nasi goreng untuk sarapan orang serumah.

Stage keempat, Penulis mulai suka coba-coba dengan gorengan. Mulai dari ayam goreng, tempe goreng, tahu goreng, udang goreng, cumi goreng, dsb. Tentu aja digoreng dengan cara yang betingkah. Yang dibikin adonan dulu lah, dilumuri bumbu racikan sendiri, sampai dibentuk macam-macam.

Terus di stage kelima, Penulis bereksperimen dengan pasta. Niat awalnya sih mau membiasakan lidah kampung orang di rumah dengan makanan luar. Caranya dengan mengganti saus pasta dengan bumbu yang familiar dengan lidah orang Indonesia, yaitu bumbu sarden kalengan. Setelah Ummi Abi terbiasa, Penulis betingkah lagi dong, ya?! Mulai coba pakai saus tiram dan saus teriyaki. Bahkan ngga hanya ditumis dan digoreng, Penulis nyoba bikin kroket atau pasta kukus. Ummi, Abi, dan Uwak yang kerja di rumah jadi komentator setiap Penulis masak. Di mana letak kurangnya, apa yang mesti dikurangi, dsb.

Nah, di stage keenam, Penulis mengotak-atik kue. Kue pertama yang Penulis coba adalah bolu panggang biasa. Cuma ya karena udah kebiasaan betingkah, itu adonan bolu Penulis bagi jadi dua bagian. Satu bagian dibiarkan polos, satu adonan lagi dikasih coklat bubuk. Terus waktu dituang ke loyang yang berbentuk huruf O, Penulis kasih irisan buah kurma. Rasanya gimana? Yah, Penulis ngga berharap banyak, namanya juga percobaan pertama. Dan setelah itu Penulis belum ada nyoba bikin kue lagi, keburu pergi jauh dari rumah, huhuhuuuu…

Itu dia sekelumit cerita tentang Penulis. Dikit banget karena emang Penulis cuma mau cerita tentang hobi memasak. Jadi biar yang baca pada tau gimana perkembangan hobi Penulis.

Oke, topik ini beres ya, Her. Gosah kau suruh aku cerita-cerita kek gini lagi!

Tentang Moody

Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...