Hola-hola!
Apa
kabar? Semoga yang baca postingan ini selalu diberi kesehatan oleh yang
Mahakuasa, amin! Doakan juga semoga Penulis cepat sembuh dari sakit ya. Badan
Penulis masih sulit beradaptasi dengan cuaca panas luar biasa di kota ini,
jadi, ya gitu, setiap pulang kuliah Penulis meriang. Soalnya kami di kelas
pakai AC, terus waktu keluar ruangan langsung terpapar panas ekstrem. Badan
jadi kaget dong, ya?
Udah,
udah cukup curhatnya. Penulis mau cerita-cerita tentang diri Penulis ini. Topik
ini yang kasih si Hera. Do’i penasaran banget sama ABC yang lain, makanya do’i kasih topik tell me about yourself.
Nah, lho, Penulis bingung mau cerita apaan, I’m
an open book, lho. Hampir semua temen udah pada tau siapa dan bagaimana
Penulis. Mungkin si Hera udah kehabisan ide, makanya do’i ngajuin topik ini.
Oke, oke lah, yuk masuk!
Who Am I?
Pertanyaan
dasar nih, siapa aku? Siapa Penulis? Ini ga usah ditinjau terlalu dalam sampai
ke hakikat kenapa Penulis lahir ke dunia dan apa tujuan hidup Penulis. Ga perlu
sampai ke sana, berat. Kita cerita yang ringan aja. Sip!
Penulis
adalah seorang bocah atau remaja laki-laki berusia 23 tahun yang memiliki pipi
gempal besar sebelah karena cenderung menggunakan mulut sebelah kiri saat
mengunyah makanan. Anak kedua dari tiga bersaudara ini dilahirkan di salah satu
ruangan di RS dr. Djoelham, Kota Binjai. Masih memiliki hubungan kekerabatan
yang sangat erat dengan kedua orang tuanya yang saat ini bermukin di kota
kecamatan di Kabupaten Langkat.
Penyuka
hewan peliharaan dengan nama latin Felis
silvestris catus ini memiliki banyak hobi, diantaranya menulis, memasak,
berprakarya, menonton film, bernyanyi, dan masih ada beberapa lagi, namun ngga
satupun dari hobi itu didalami olehnya. Kemampuan menulis cuma ala kadarnya,
rasa masakannya biasa aja, hasil prakaryanya juga jauh dari kata luar biasa.
Suaranya? Duh! Jangan ditanya! Bagus sih, tapi lebih bagus diam. Cuma ya,
Penulis ngga bisa menahan diri untuk ngga bernyanyi, apalagi waktu nyuci, hehehe… Dulu waktu di kost sampai
di-request nyanyi beberapa lagu sama
tetangga kamar. Untuk ngusir tikus kali, ya? Ahahaha!
Bicara
tentang memasak, sebenarnya Penulis juga ngga tau nih punya hobi ini nurun dari
siapa. Ummi, memang masakan beliau pantas diacungi jempol. Tapi Ummi masak itu
untuk makan sekeluarga sehari-hari, bukan karena hobi. Sekarang malah lebih
sering beli di luar. Abi? Beliau malah hampir ngga pernah masak. Jadi fix ini hobi ngga diturunkan dari orang
tua.
Awalnya,
waktu Penulis masih SD, Penulis suka iseng sama makanan yang dibuat Ummi. Yang
paling iseng itu adalah waktu Penulis memasukkan kacang tanah mentah yang udah
Penulis giling ke dalam sambal terasi. Begitu Ummi pulang kerja, Ummi protes.
Ngga marah, lho ya, protes. Ummi tanya itu kenapa kacang tanah mentah dimasukin
ke sambal. Penulis cuma nyengir. Abis itu Ummi kasih tau, kalau sebenarnya ngga
masalah kalau kacang tanahnya mau dimasukin ke sambal, tapi harus dimasak dulu
biar matang.
Hobi memasak hobbybareng.blogspot.co.id |
Naik
ke stage kedua, Penulis mulai
coba-coba dengan telur. Jadi paling engga seminggu sekali Penulis bakal
menggoreng telur, entah itu telur mata sapi ataupun telur dadar. Begitu mulai
bisa menguasai cara menggoreng telur, Penulis jadi agak betingkah dong. Telur
dadar yang awalnya polos, mulai Penulis kasih campuran kaya tomat, bawang,
cabe, wortel, kentang, teri, dan banyak lagi.
Di
stage ketiga, Penulis melebarkan
sayap ke menu nasi goreng. Berbekal nonton Ummi dan Abi waktu menggoreng nasi,
Penulis mulai berani mencoba. Tapi namanya amatir, pasti banyak kesalahan,
mulai dari terlalu asin, terlalu banyak minyak, sampai pernah rasa nasi
gorengnya jadi aneh karena itu nasi Penulis tambahin daun bayam. Namun dari
kesalahan-kesalahan itu Penulis belajar. Sekarang sih kalau ada kesempatan, Abi
malah nyuruh Penulis untuk bikin nasi goreng untuk sarapan orang serumah.
Stage
keempat, Penulis mulai suka coba-coba dengan gorengan. Mulai dari ayam goreng,
tempe goreng, tahu goreng, udang goreng, cumi goreng, dsb. Tentu aja digoreng
dengan cara yang betingkah. Yang dibikin adonan dulu lah, dilumuri bumbu
racikan sendiri, sampai dibentuk macam-macam.
Terus
di stage kelima, Penulis
bereksperimen dengan pasta. Niat awalnya sih mau membiasakan lidah kampung
orang di rumah dengan makanan luar. Caranya dengan mengganti saus pasta dengan
bumbu yang familiar dengan lidah orang Indonesia, yaitu bumbu sarden kalengan.
Setelah Ummi Abi terbiasa, Penulis betingkah lagi dong, ya?! Mulai coba pakai
saus tiram dan saus teriyaki. Bahkan ngga hanya ditumis dan digoreng, Penulis
nyoba bikin kroket atau pasta kukus. Ummi, Abi, dan Uwak yang kerja di rumah
jadi komentator setiap Penulis masak. Di mana letak kurangnya, apa yang mesti
dikurangi, dsb.
Nah,
di stage keenam, Penulis
mengotak-atik kue. Kue pertama yang Penulis coba adalah bolu panggang biasa.
Cuma ya karena udah kebiasaan betingkah, itu adonan bolu Penulis bagi jadi dua
bagian. Satu bagian dibiarkan polos, satu adonan lagi dikasih coklat bubuk.
Terus waktu dituang ke loyang yang berbentuk huruf O, Penulis kasih irisan buah
kurma. Rasanya gimana? Yah, Penulis ngga berharap banyak, namanya juga
percobaan pertama. Dan setelah itu Penulis belum ada nyoba bikin kue lagi,
keburu pergi jauh dari rumah, huhuhuuuu…
Itu
dia sekelumit cerita tentang Penulis. Dikit banget karena emang Penulis cuma mau
cerita tentang hobi memasak. Jadi biar yang baca pada tau gimana perkembangan
hobi Penulis.
Oke,
topik ini beres ya, Her. Gosah kau suruh aku cerita-cerita kek gini lagi!