Monday, November 6, 2017

BC#58 Cara Mendapatkan Teman Baru

Halo pembaca kece!

Kali ini aku mau bagi-bagi tips tentang bagaimana cara mendapatkan teman baru dan cara mengakrabkan diri dengannya. Tenang aja, postingan ini masih berhubungan dengan BC kok. Topik ke-58 ini dari Fetty yang masih juga anggota baru ABC.

Namanya juga manusia, pasti membutuhkan yang namanya bantuan orang lain, entah itu didapatkan dengan membayar jasa atau dengan cuma-cuma berdasarkan hubungan pertemanan atau kekeluargaan. Nah, hubungan pertemanan ini berbeda dengan hubungan kekeluargaan yang didapat melalui hubungan darah. Hubungan pertemanan bisa didapat melalui beberapa faktor, diantaranya karena berada pada lokasi yang sama, memiliki kesamaan latar belakang atau riwayat hidup, memiliki hobi yang sama, rasa nyaman, dan faktor lain.

Lantas bagaimana jika kita berada pada lingkungan baru, ngga ada kenal dengan seorangpun di situ. Harus berusaha untuk berhubungan dengan orang baru dong, ya? Iya, harus. Kecuali kalau kamu di hutan, ngga ada orang lain selain kamu, baru deh kamu ngga harus membina hubungan baru dengan manusia.

Di sini aku mau bagi beberapa cara yang pernah aku praktikkan saat mencoba berteman dengan orang baru. Kamu ngga harus mengikuti semua cara ini karena belum tentu berhasil juga di kamu. Kalau di aku sih selama ini manjur. Oke, kita kupas satu-satu ya!


Ngobrol

Ngobrol
www.segiempat.com
Yup! Hal kedua yang aku lakukan setelah berkenalan adalah dengan mengobrol. Intensitasnya tergantung seberapa sering kami bertemu. Misalnya ini tetangga sebelah, kemungkinan kami untuk bertemu pasti lebih sering. Otomatis intensitas ngobrol kami juga meningkat. Nah, supaya obrolah berjalan menyenangkan, biasanya aku akan menyesuaikan topik dengan hal-hal yang ‘nyambung’ di kedua pihak. Misalnya, kami punya hobi yang sama, maka topik pembicaraan di awal perkenalan akan membahas seputar hobi kami. Atau jika dia punya ketertarikan terhadap sesuatu yang aku tau, aku akan berusaha agar kami membahas sesuatu itu.


Chatting Melalui Media Sosial

Chatting
www.zoho.com
Nah, langkah berikutnya, udah bisalah kami tukar-tukaran kontak di media sosial, entah itu Facebook, Instagram, atau aplikasi chatting semacam Whatsapp dan Line. Nah, di tahap ini, kami akan saling menggali informasi tentang diri lawan bicara. Itupun kalau dia mau. Kalau komunikasi hanya berlangsung satu arah, biasanya aku akan segera mengakhiri obrolan karena merasa kalau si lawan bicara ngga tertarik untuk berteman denganku. Aku sih ngga berharap banyak saat pertama kali membuka jalan pertemanan. Kalau dia mau, ya ayok. Ngga mau, ya ga masalah.


Menjalankan Hobi Bersama

Nah, kalau udah cukup dekat, aku ngga akan segan untuk mengajak atau diajak menjalankan hobi kami bersama-sama. Misalnya kami punya ketertarikan yang sama terhadap segala hal berbau Jepang, maka saat ada festival atau acara yang berhubungan dengan Jepang, aku akan mengajaknya menghadiri acara tersebut. Atau jika kami sama-sama suka nonton film, aku akan mengajaknya untuk internetan bareng, mengunduh film terbaru, kemudian nonton bareng di suatu tempat.

Cari hobi bareng
www.infoglobalkita.com
Ada hal yang menjadi faktor penentu apakah perkenalan kami bisa beranjak ke hubungan pertemanan atau ngga. Pertama, supel. Ngga bisa dipungkiri, orang yang supel adalah orang yang gampang untuk diajak berteman. Untuk itu, jika orang baru itu supel, aku ngga akan segan untuk berteman dengannya. Tapi aku juga ngga suka kalau orang itu terlalu supel. Orang yang terlalu supel biasanya tingkat percaya dirinya tinggi, sedangkan aku sendiri engga. Maka dari itu, kadang merasa ngga nyaman kalau dekat dengan orang seperti ini.

Kedua, easy going. Iya, orang itu mesti gampang diajak jalan. Kan ngga mungkin ngobrol di kamar/rumah terus, butuh suasana baru dong, ya. Entah itu ke tempat makan, atau ke acara/festival apa gitu. Kalau dia orangnya super sibuk sampai ngga bisa diajak kemana-kemana, ya kemungkinan sih hubungan pertemanan kami biasa aja, ngga jadi dekat.

Oke, ini tips berteman dengan orang baru dari aku. Sederhana kok, karena sebenarnya aku sendiri kalau berteman itu mengalir mengikuti alur, ngga pakai rumus atau tips segala. Tulisan ini juga aku buat setelah aku mikir. Kalau di kehidupan nyata, ngga tau, ya, aku ngga ambil andil penuh untuk berteman. Biasanya itu terjadi begitu aja. Kecuali kalau udah saling mengenal, aku akan mulai memperhitungkan baik-buruknya hubungan pertemanan kami ke depannya. Kalau menurutku baik, aku lanjut, kalau ngga baik, biasanya aku akan mundur perlahan, menjadi teman yang sangat biasa aja, ngga baper.

Nah, gimana dengan kamu? Sama kaya aku juga? Kayanya sih ngga mungkin. Makanya, ngga usah segan untuk bagi cerita di kolom komentar. Ditunggu, ya!

Tentang Moody

Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...