Kali ini aku mau bagi-bagi tips tentang bagaimana cara mendapatkan teman baru dan cara mengakrabkan diri dengannya. Tenang aja, postingan ini masih berhubungan dengan BC kok. Topik ke-58 ini dari Fetty yang masih juga anggota baru ABC.
Namanya juga manusia, pasti membutuhkan yang namanya bantuan orang lain, entah itu didapatkan dengan membayar jasa atau dengan cuma-cuma berdasarkan hubungan pertemanan atau kekeluargaan. Nah, hubungan pertemanan ini berbeda dengan hubungan kekeluargaan yang didapat melalui hubungan darah. Hubungan pertemanan bisa didapat melalui beberapa faktor, diantaranya karena berada pada lokasi yang sama, memiliki kesamaan latar belakang atau riwayat hidup, memiliki hobi yang sama, rasa nyaman, dan faktor lain.
Lantas bagaimana jika kita berada pada lingkungan baru, ngga ada kenal dengan seorangpun di situ. Harus berusaha untuk berhubungan dengan orang baru dong, ya? Iya, harus. Kecuali kalau kamu di hutan, ngga ada orang lain selain kamu, baru deh kamu ngga harus membina hubungan baru dengan manusia.
Di sini aku mau bagi beberapa cara yang pernah aku praktikkan saat
mencoba berteman dengan orang baru. Kamu ngga harus mengikuti semua cara ini
karena belum tentu berhasil juga di kamu. Kalau di aku sih selama ini manjur.
Oke, kita kupas satu-satu ya!
Ngobrol
Ngobrol www.segiempat.com |
Yup! Hal kedua yang aku lakukan setelah berkenalan adalah dengan
mengobrol. Intensitasnya tergantung seberapa sering kami bertemu. Misalnya ini
tetangga sebelah, kemungkinan kami untuk bertemu pasti lebih sering. Otomatis
intensitas ngobrol kami juga meningkat. Nah, supaya obrolah berjalan
menyenangkan, biasanya aku akan menyesuaikan topik dengan hal-hal yang
‘nyambung’ di kedua pihak. Misalnya, kami punya hobi yang sama, maka topik
pembicaraan di awal perkenalan akan membahas seputar hobi kami. Atau jika dia
punya ketertarikan terhadap sesuatu yang aku tau, aku akan berusaha agar kami
membahas sesuatu itu.
Chatting Melalui Media Sosial
Chatting www.zoho.com |
Nah, langkah berikutnya, udah bisalah kami tukar-tukaran kontak di
media sosial, entah itu Facebook, Instagram, atau aplikasi chatting semacam Whatsapp dan Line. Nah, di tahap ini, kami akan
saling menggali informasi tentang diri lawan bicara. Itupun kalau dia mau.
Kalau komunikasi hanya berlangsung satu arah, biasanya aku akan segera
mengakhiri obrolan karena merasa kalau si lawan bicara ngga tertarik untuk
berteman denganku. Aku sih ngga berharap banyak saat pertama kali membuka jalan
pertemanan. Kalau dia mau, ya ayok. Ngga mau, ya ga masalah.
Menjalankan Hobi Bersama
Nah, kalau udah cukup dekat, aku ngga akan segan untuk mengajak
atau diajak menjalankan hobi kami bersama-sama. Misalnya kami punya
ketertarikan yang sama terhadap segala hal berbau Jepang, maka saat ada
festival atau acara yang berhubungan dengan Jepang, aku akan mengajaknya
menghadiri acara tersebut. Atau jika kami sama-sama suka nonton film, aku akan
mengajaknya untuk internetan bareng, mengunduh film terbaru, kemudian nonton
bareng di suatu tempat.
Cari hobi bareng www.infoglobalkita.com |
Ada hal yang menjadi faktor penentu apakah perkenalan kami bisa
beranjak ke hubungan pertemanan atau ngga. Pertama, supel. Ngga bisa
dipungkiri, orang yang supel adalah orang yang gampang untuk diajak berteman.
Untuk itu, jika orang baru itu supel, aku ngga akan segan untuk berteman
dengannya. Tapi aku juga ngga suka kalau orang itu terlalu supel. Orang yang
terlalu supel biasanya tingkat percaya dirinya tinggi, sedangkan aku sendiri
engga. Maka dari itu, kadang merasa ngga nyaman kalau dekat dengan orang
seperti ini.
Kedua, easy going. Iya,
orang itu mesti gampang diajak jalan. Kan ngga mungkin ngobrol di kamar/rumah
terus, butuh suasana baru dong, ya. Entah itu ke tempat makan, atau ke
acara/festival apa gitu. Kalau dia orangnya super sibuk sampai ngga bisa diajak
kemana-kemana, ya kemungkinan sih hubungan pertemanan kami biasa aja, ngga jadi
dekat.
Oke, ini tips berteman dengan orang baru dari aku. Sederhana kok,
karena sebenarnya aku sendiri kalau berteman itu mengalir mengikuti alur, ngga
pakai rumus atau tips segala. Tulisan ini juga aku buat setelah aku mikir.
Kalau di kehidupan nyata, ngga tau, ya, aku ngga ambil andil penuh untuk
berteman. Biasanya itu terjadi begitu aja. Kecuali kalau udah saling mengenal,
aku akan mulai memperhitungkan baik-buruknya hubungan pertemanan kami ke
depannya. Kalau menurutku baik, aku lanjut, kalau ngga baik, biasanya aku akan
mundur perlahan, menjadi teman yang sangat biasa aja, ngga baper.
Nah, gimana dengan kamu? Sama kaya aku juga? Kayanya sih ngga
mungkin. Makanya, ngga usah segan untuk bagi cerita di kolom komentar. Ditunggu,
ya!