Tuesday, October 3, 2017

Bagaimana Rasanya Punya Adik Perempuan?

Halo Pembaca Kece!
Aku balik lagi dengan proyek BC alias Bloggers’ Challenge. Kali ini topik diajukan oleh Mbak Vera, member baru ABC asal Blitar. Nah, lho, BC udah Go Nasional! Topik yang Mbak Vera ajukan itu Andai Aku Punya Adik Perempuan. Tapi berhubung aku memang punya adik perempuan, agak diganti dikit diksinya menjadi Rasanya Punya Adik Perempuan. Gimana rasanya, ya? Sebenarnya biasa aja, sih. Tapi mari kita eja rasa ini pelan-pelan. Eaaaaak!

Bagaimana Rasanya Punya Adik Perempuan?

Adek Gue
Mungkin bagi kamu yang punya adik cewek, bakalan mikir, gimana rasanya? Biasa aja, ngga ada yang gimana-gimana. Sama, aku juga mikirnya gitu. Makanya biar agak berasa, aku ceritakan pakai garis waktu, mulai dari adikku lahir sampai sekarang.

Kurang lebih 19 tahun lalu, sekitar jam tiga dinihari, aku dibangunkan oleh tangisan di kamar sebelah. Aku kaget waktu itu karena bangun ngga di kamar yang semestinya. Si Arif kecil yang saat itu masih berumur empat tahun, penasaran, terus keluar kamar menuju ke kamar utama yang pintunya sedikit terbuka. Aku mengintip, eh, ada bayi di atas tempat tidur! batinku. Baru aku tau kalau Ummi udah melahirkan seonggok bayi perempuan berhidung kurang seons. Belum ada perasaan yang berarti untuk bayi kecil itu. Cuma perasaan excited karena punya adik baru.

Waktu berlalu. Si pesek jelek itu mulai masuk TK sedangkan aku udah duduk di kelas 4 SD. Saat itu rasanya masih biasa aja. Cuma sebagai abang yang baik, sesekali kalau udah pulang dari madrasah, aku mampir ke TK si adek, liat kegiatan do’i. Kadang ikut pulang bareng naik becak motor, rame-rame dengan teman-teman adekku yang lain.

Setahun kemudian, si pesek jelek masuk SD. Karena udah agak besar, udah bisalah jadi kawan begadoh. Iya, do’i itu lawan berantemku di rumah. Mulai dari pertarungan dengan tangan kosong, sampai menggunakan senjata. Hasilnya tentu aja dimenangkan olehku. Kemudian si adek bakalan nangis dan aku akan diomeli sama Ummi atau Abi.

Hubungan kami mulai harmonis saat si jelek itu masuk asrama di pesantren dekat rumah. Setiap do’i pulang seminggu sekali, kami akan lebih banyak ngobrol dengan cara yang lebih ‘normal’. Itupun hanya berlaku kalau do’i di rumah cuma sehari-dua hari. Kalau lebih dari itu, kami akan kembali ke mode Tom and Jerry, hehehe…

Penampakan
Seiring berjalannya waktu, kami makin harmonis, terutama setelah aku hijrah ke Kota Medan untuk kuliah. Intensitas pertemuan yang sangat minim membuat kami secara ngga sadar memanfaatkan setiap momen ngumpul di rumah, atau saat aku berkunjung ke asramanya. Kami jadi banyak ngobrol, tentang sekolah, kuliah, teman, bahkan asmara. Pada titik itu, aku bersyukur punya adik perempuan, karena memang pada dasarnya aku yang ngga punya hobi yang sangat-sangat menunjukkan kalau aku laki-laki seperti olahraga sepak bola, menonton pertandingan balap, dan semacamnya, jadi nyambung ngobrol dengan si jelek.

Waktu demam Korea menerjang Indonesia, kami juga ngobrolin tentang hal itu. Si jelek yang memang punya referensi lebih banyak, jadi semacam living Google untukku. Aku yang memang hobi nonton dan mengoleksi film di laptop, juga menularkan kegemaranku itu ke adik tunggalku itu. Kami jadi punya makin banyak topik bahasan. Pokoknya makin gede, kami makin mesra deh. Sampai-sampai kalau orang yang ngga kenal ngeliat kami jalan, pasti mereka mikir kami pasangan kekasih. Secara muka juga ngga ada miripnya sama sekali.

Sampai saat ini, hubungan kami tetap rukun, meskipun aku udah ngga di Sumatera lagi. Cuma dua hal yang bikin kami cekcok, yaitu saat kami saling dorong untuk nikah duluan atau saat kami membahas tentang aibku. Iya, do’i ngga mau cepat-cepat nikah, sedangkan aku sendiri lagi mikir gimana caranya berkembangbiak dengan membelah diri atau dengan tunas. Tapi cekcoknya ngga sampai bikin kami diem-dieman selama 7 tahun, kok. Ngga sampai segitu. Paling cuma saling memaki aja, dan itu biasa bagi kami.


Oke, itu yang aku rasakan karena punya adek cewek. Mungkin kamu punya pengalaman yang beda, ngga usah segan untuk tinggalkan jejak di kolom komentar, yaaaa!

Tentang Moody

Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...