Saturday, January 13, 2018

Episode Tsuredure Children Favoritku

Halo Pembaca Kece!

Ya ampun! Udah lama banget kayanya ga ngepost di sini! Abis kena badai tugas akhir yang diselingi dengan libur akhir tahun, lalu dilanjutkan dengan masa penantian nilai yang mendebarkan, akhirnya aku bisa bikin tulisan lagi. Di postingan kali ini, topik BC emang beneran tantangan, datangnya dari Amru. Dia minta para ABC untuk menonton satu anime serial bertajuk Tsuredure Children dan menentukan episode yang paling kami sukai. Asyik sih, karena kebetulan aku juga suka nonton anime. Oke, aku bahas tentang animenya dulu ya.

Tsuredure Children
www.aminoapss.com
Tsuredure Children adalah anime yang diadaptasi dari manga 4 panel (contohnya kaya komik strip Tahilalat). Anime ini mulai tayang pada Juli hingga September 2017, masih baru, dan disulih suara juga dalam bahasa Inggris. Ada 12 episode yang masing-masing berdurasi ngga sampai 15 menit. Nah, anime ini mengisahkan tentang siswa SMA di salah satu sekolah yang terlibat masalah romantika remaja. Aku ngga tau awalnya kalau anime ini mengusung tema omnibus (ada beberapa cerita dalam satu plot), baru tau setelah nonton.

Kalau boleh jujur, aku pusing waktu nonton episode demi episode. Iya, soalnya satu episode itu isinya empat cerita. Jadi sepotong cerita A, sepotong cerita B, dan seterusnya. Kebetulan emang ngga begitu konsentrasi waktu nonton ini, jadi setiap nonton episode baru, aku harus mengingat dulu ini potongan cerita yang mana, ini lanjutan untuk cerita yang mana. Ga tau deh, mungkin akunya yang bego, karena aku baca salah satu review-nya di internet, ada yang bilang kalau anime ini keren, yang bikin jenius.

Salah satu adegan
www.anime-planet.com
Mengenai isi ceritanya, semuanya punya masalah yang sama, komunikasi. Iya, jadi keempat cerita ini mengisahkan perjalanan asmara anak SMA yang mana karakternya itu kebanyakan mikir. Jadi kaya misalnya nih, ada satu pasangan, si cewek pengen mesra-mesraan sama si cowok tapi do’i ga berani bilang karena takut dibilang murahan lah, malu lah, segala macam. Nah, si cowok sebenarnya juga pengen bermesraan dengan si cewek, tapi gitu juga, takut si cewek bukan tipe cewek yang mau diajak bermesraan, dan sebagainya. Jadi sebenarnya isi anime ini kebanyakan monolog si tokoh di kepalanya. Aku yang nonton aja geregetan sendiri kok. Tapi syukurlah. Di episode-episode terakhir, setelah masing-masing tokoh berani mengungkapkan isi hatinya ke pasangan mereka, apa yang selama ini mereka inginkan bisa kesampaian.

Jadi yang mana episode yang paling aku suka? Episode 11 dan 12. Kenapa? Karena di episode ini akhirnya para tokoh berani mengungkapkan apa yang diinginkannya. Sedangkan sepanjang episode 1-10, masing-masing karakter pada jaim. Lha sama pasangan kok jaim?! Kalau sama pasangan aja ngga bisa jadi diri sendiri, buat apa punya pasangan? Bukannya pasangan itu harus bisa menerima kita apa adanya? Eh, kok melebar, ahahahaha!

Secara keseluruhan, aku kasih penilaian 7.5/10 untuk anime ini. Ngga terlalu tinggi karena bikin aku bingung. Tapi gambarnya bagus kok, lebih manusiawi dibanding anime pada umumnya yang tokohnya punya kepala gede ga sesuai postur badannya, atau punya toket segede semangka. Dan lagi dari anime ini aku bisa belajar kalau komunikasi itu penting dalam hubungan, biar kedua pihak memahami pasangannya. Halo! Pasangan kamu bukan ahli pembaca pikiran. Kalau kamu mau ya bilang, ngga usah ngarep do’i peka sendiri. Terakhir, aku ngga merekomendasikan anime ini untuk ditonton oleh anak di bawah umur 18 tahun, soalnya banyak banget adegan dewasa dan kata-kata vulgar yang muncul.


Nah, sekian dari aku. Tantangan kali ini beres, ya, Ru!

Tentang Moody

Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...