Tuesday, November 21, 2017

5 Karakter Film dan Anime Idolaku

Halo Pembaca Kece!

Di postingan kali ini, topik ke-60 BC, aku mau cerita tentang tokoh-tokoh favorit aku di beberapa film dan anime yang pernah aku tonton. Topik ini dari aku sendiri. Sengaja sih, soalnya topik sebelumnya bahas hal berat mulu. Adek kan lelah, ahahahaha…

Selain memasak, aku juga suka nonton. Awalnya cuma nonton program televisi, entah itu film atau kartun, lalu beranjak ke nonton film ke bioskop. Ngga sering sih. Paling engga, dulu waktu SMA, sebulan atau dua bulan sekali pasti mampir ke bioskop.

Tamat SMA terus hijrah ke Medan, bisa dibilang aku hampir ngga pernah mampir ke bioskop padahal ngga sedikit bioskop yang ada di Medan. Seingat aku, selama 5 tahun aku berguling cantik di jalanan Kota Medan, aku cuma pernah 3 kali ke bioskop. Itupun karena diajak si Amru.

Bukan tanpa alasan, sih. Waktu SMA aku masih tinggal sama Ummi Abi. Tiap mau “jalan” bisa minta uang jajan sama mereka. Nah, semenjak hijrah, nominal uang dikasih patokan, terbatas. Dan memang aku mintanya ngepas banget. Alhasil aku harus rela ngga menjalang ke tempat-tempat yang bisa mengosongkan sakuku dalam sekejap.

Beruntung, aku punya kawan kaya Wawan dan Amru. Dari mereka aku kenal dengan dunia per-download-an film dan anime. Mereka yang ngajarin cara mengunduh film atau anime dengan software Torrent. Hasilnya, laptopku penuh dengan film yang bisa kapan aja aku tonton. Sekarang giliran aku yang bingung karena kapasitas penyimpanan di laptop udah nyaris abis, tapi mau hapus film sayang. Mau beli harddisk eksternal juga ngga punya uang lebih. Miris. Eh, kok malah curhat?! Udah deh, ini tokoh yang aku suka!


5 Tokoh Kesukaanku


Baymax

Baymax memeluk Hiro
www.ohmy.disney.com
Kalau kamu pecinta film animasi, pasti kenal dengan tokoh yang satu ini. Iya, Baymax, robot gendut berwarna putih yang merupakan robot asisten kesehatan pribadi ciptaan Tadashi Hamada dalam film Big Hero 6 yang dirilis tahun 2014. Sayangnya, Tadashi meninggal di awal cerita, membuat adiknya, Hiro Hamada, depresi akut. Di tengah masa beratnya itu, Baymax muncul, membangkitkan kembali semangat Hiro untuk melanjutkan hidupnya.

Yang aku suka dari Baymax adalah kepolosannya, karena doi robot yang akan merespon sesuai dengan pengaturan programnya. Selain itu, postur tubuhnya yang bongsor juga bikin gemes. Dan hal yang bikin aku pengen banget punya robot yang kaya Baymax adalah karena doi suka memeluk, jadi aku ngga perlu ngemis pelukan dari manusia waktu aku butuh. Cukup Baymax.


Doraemon

Doraemon dan Dorayaki
www.123emoji.com
Tokoh utama di film kartun maupun serial bertajuk sama ini pasti dikenal seantero Indonesia, terutama mereka yang lahir di tahun 90-an. Aku selalu nunggu serial kartun ini tayang di salah satu stasiun televisi swasta setiap minggu pagi. Ngga perlu cerita banyak tentang kartun ini karena pasti banyak yang udah tau.

Aku suka Doraemon karena doi punya kantong ajaib yang berisi peralatan canggih dari abad 22 yang biasa digunakan untuk membantu Nobita dalam menghadapi setiap masalah. Bersama dengan Doraemon, aku seperti diajak bermimpi tentang masa depan, terus balik ke masa kecil di mana semuanya terasa mudah, saat jatuh, yang terluka cuma lutut, bukan hati.


Toothless

Imutnya Toothless
www.1d4chan.org
Yang suka sama film How to Train Your Dragon mana suaranya?! Kalian pasti kenal Toothles alias Si Ompong dong, ya? Toothless ini naga peliharaan Hiccup. Doi memberi nama ompong karena awalnya doi ngeliat Toothless ini ngga punya gigi. Padahal giginya Toothles itu tipe gigi yang bisa disembunyikan, cuma muncul di saat tertentu aja.

Aku suka liat ekspresi Toothless waktu lagi main bareng Hiccup, lidahnya melet-melet, matanya gede, adorable, kaya anak anjing. Jadi pengen punya satu, yang kecil aja untuk jadi teman di kamar, hehe.


Hermione

Cewek cerdas ini adalah salah satu tokoh utama di novel dan film seri Harry Potter. Ia merupakan sahabat Harry yang biasanya sangat membantu dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi Harry dan teman-temannya.

Aku kagum dengan tokoh ini karena hobinya, yakni membaca. Kemana-kemana bawa buku, baca. Bukan buku novel, tapi buku pelajaran. Aku berharap bisa kaya doi.


Sorata Kanda

Sorata dan Hikari yang Kawaii
www.myanimelist.cdn-dena.com
Kalau di animenya, Sakurasou no Pet na Kanojo atau Gadis Peliharaan di Asrama Sakura, nama si Sorata ini Kanda Sorata, karena memang penulisan nama di Jepang itu dimulai dari nama keluarga dulu lalu diikuti nama aslinya. Doi adalah seorang siswa SMA di SMA Suimei yang merupakan SMA yang memiliki divisi seni. Sorata digambarkan sebagai siswa yang tidak memiliki kemampuan istimewa seperti teman asramanya yang lain, dan itu membuatnya cukup tertekan.

Aku melihat diriku ada di dalam sosok Sorata. Di antara teman-temanku, aku merasa ngga punya sesuatu yang menjadi keahlianku. Dalam seni lemah, eksakta juga ala kadarnya, olahraga apalagi, ilmu sosial ngga usah ditanya. Karena merasa senasib sepenanggungan itulah makanya aku suka dengan karakter Sorata. Ada satu hal sih yang membedakan antara aku dan Sorata. Di episode-episode terakhir, Sorata akhirnya mengetahui apa yang diinginkannya dan berusaha untuk terus mengembangkan dirinya di bidang itu. Sedangkan aku, sampai saat ini belum menemukan di mana sebenarnya passion-ku.


Nah, mungkin 5 karakter ini aja yang bisa aku jabarkan di sini karena memang empat karakter ini cukup kena di hati. Ceilah! Aku selesai!

Monday, November 13, 2017

Menunggu atau Ditunggu?

Halo pembaca kece!

Aku mau bahas tentang tunggu-menunggu nih! Topik BC ke-59 ini diajukan oleh Syirah, ABC yang paling terakhir gabung. Si Syirah mau tau, kira-kira ABC lebih suka menunggu atau ditunggu. Oke, ini jawaban aku.


Menunggu atau Ditunggu?

Ada pepatah berbunyi, pekerjaan yang paling tidak menyenangkan adalah menunggu. Iya, menunggu memang ngga menyenangkan. Apalagi jika itu terkait dengan hal yang penting. Beberapa ada yang sadar kalau menunggu itu ngga enak, maka dari itu dia berusaha datang tepat waktu agar orang lain ngga merasakan ngga enaknya menunggu. Tapi ada juga yang karena tau ngga enaknya menunggu, memilih datang saat orang yang berjanji dengannya sudah ada di tempat janjian, dengan kata lain, membiarkan orang lain menunggunya.

Menunggu
www.capslocknet.com
Aku secara pribadi ngga suka menjadi orang yang menunggu ataupun yang ditunggu. Aku lebih suka jika dua orang yang berjanji untuk bertemu di tempat tertentu itu datang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, jadi ngga ada yang menunggu dan yang ditunggu.

Tapi namanya juga manusia, pasti ngga lepas dari namanya salah. Entah itu salah karena dirinya sendiri, atau karena situasi yang membuatnya salah. Tapi salah satu dosenku pernah bilang, situasi ngga akan bikin kita salah, selagi kita bisa menyiasatinya. Misalnya, kita janjian dengan teman di tempat yang jika ditempuh dengan sepeda motor, memakan waktu sekitar setengah jam. Nah, jika memang kita orang yang bisa menyiasati situasi, kita akan datang 45 menit atau satu jam sebelum waktu janjian, karena kita ngga tau apa yang akan kita hadapi di jalan nanti. Bisa macet, ban bocor, kecelakaan, dan sebagainya. Jika kita berangkat lebih cepat, mau macet juga kita bisa datang tepat waktu, atau jika macet parah, hanya bikin kita terlambat sekian menit.

Aku ngga suka menunggu, apalagi jika janjian di tempat yang ramai karena aku akan merasa seperti orang bodoh yang ngga tau mau ngapain. Aku sebenernya juga ngga suka jadi orang yang ditunggu, soalnya bakalan diketerin, bolak-balik dihubungi, disuruh cepat. Tapi karena aku lebih ngga suka menunggu, biasanya aku berangkat dengan waktu yang mepet banget, jadi kalau ada kendala sedikit aja di jalan, ya terlambat.

Cuma seiring makin tingginya umur yang menuntut untuk bisa tepat waktu, sekarang aku lagi belajar untuk ngga berangkat dengan waktu yang mepet banget dengan waktu janjian. Salah satu contohnya, sekarang berangkat kuliahnya 20 atau 30 menit sebelum perkuliahan di mulai, jadi seengganya 5 atau 10 menit sebelum perkuliahan aku udah di kelas walaupun isinya baru 3-4 orang. Doain aja deh ini ngga hanya bertahan sebulan-dua bulan tapi seterusnya.


Nah, ini pendapatku tentang menunggu atau ditunggu. Beres, ya, Syirah!

Monday, November 6, 2017

BC#58 Cara Mendapatkan Teman Baru

Halo pembaca kece!

Kali ini aku mau bagi-bagi tips tentang bagaimana cara mendapatkan teman baru dan cara mengakrabkan diri dengannya. Tenang aja, postingan ini masih berhubungan dengan BC kok. Topik ke-58 ini dari Fetty yang masih juga anggota baru ABC.

Namanya juga manusia, pasti membutuhkan yang namanya bantuan orang lain, entah itu didapatkan dengan membayar jasa atau dengan cuma-cuma berdasarkan hubungan pertemanan atau kekeluargaan. Nah, hubungan pertemanan ini berbeda dengan hubungan kekeluargaan yang didapat melalui hubungan darah. Hubungan pertemanan bisa didapat melalui beberapa faktor, diantaranya karena berada pada lokasi yang sama, memiliki kesamaan latar belakang atau riwayat hidup, memiliki hobi yang sama, rasa nyaman, dan faktor lain.

Lantas bagaimana jika kita berada pada lingkungan baru, ngga ada kenal dengan seorangpun di situ. Harus berusaha untuk berhubungan dengan orang baru dong, ya? Iya, harus. Kecuali kalau kamu di hutan, ngga ada orang lain selain kamu, baru deh kamu ngga harus membina hubungan baru dengan manusia.

Di sini aku mau bagi beberapa cara yang pernah aku praktikkan saat mencoba berteman dengan orang baru. Kamu ngga harus mengikuti semua cara ini karena belum tentu berhasil juga di kamu. Kalau di aku sih selama ini manjur. Oke, kita kupas satu-satu ya!


Ngobrol

Ngobrol
www.segiempat.com
Yup! Hal kedua yang aku lakukan setelah berkenalan adalah dengan mengobrol. Intensitasnya tergantung seberapa sering kami bertemu. Misalnya ini tetangga sebelah, kemungkinan kami untuk bertemu pasti lebih sering. Otomatis intensitas ngobrol kami juga meningkat. Nah, supaya obrolah berjalan menyenangkan, biasanya aku akan menyesuaikan topik dengan hal-hal yang ‘nyambung’ di kedua pihak. Misalnya, kami punya hobi yang sama, maka topik pembicaraan di awal perkenalan akan membahas seputar hobi kami. Atau jika dia punya ketertarikan terhadap sesuatu yang aku tau, aku akan berusaha agar kami membahas sesuatu itu.


Chatting Melalui Media Sosial

Chatting
www.zoho.com
Nah, langkah berikutnya, udah bisalah kami tukar-tukaran kontak di media sosial, entah itu Facebook, Instagram, atau aplikasi chatting semacam Whatsapp dan Line. Nah, di tahap ini, kami akan saling menggali informasi tentang diri lawan bicara. Itupun kalau dia mau. Kalau komunikasi hanya berlangsung satu arah, biasanya aku akan segera mengakhiri obrolan karena merasa kalau si lawan bicara ngga tertarik untuk berteman denganku. Aku sih ngga berharap banyak saat pertama kali membuka jalan pertemanan. Kalau dia mau, ya ayok. Ngga mau, ya ga masalah.


Menjalankan Hobi Bersama

Nah, kalau udah cukup dekat, aku ngga akan segan untuk mengajak atau diajak menjalankan hobi kami bersama-sama. Misalnya kami punya ketertarikan yang sama terhadap segala hal berbau Jepang, maka saat ada festival atau acara yang berhubungan dengan Jepang, aku akan mengajaknya menghadiri acara tersebut. Atau jika kami sama-sama suka nonton film, aku akan mengajaknya untuk internetan bareng, mengunduh film terbaru, kemudian nonton bareng di suatu tempat.

Cari hobi bareng
www.infoglobalkita.com
Ada hal yang menjadi faktor penentu apakah perkenalan kami bisa beranjak ke hubungan pertemanan atau ngga. Pertama, supel. Ngga bisa dipungkiri, orang yang supel adalah orang yang gampang untuk diajak berteman. Untuk itu, jika orang baru itu supel, aku ngga akan segan untuk berteman dengannya. Tapi aku juga ngga suka kalau orang itu terlalu supel. Orang yang terlalu supel biasanya tingkat percaya dirinya tinggi, sedangkan aku sendiri engga. Maka dari itu, kadang merasa ngga nyaman kalau dekat dengan orang seperti ini.

Kedua, easy going. Iya, orang itu mesti gampang diajak jalan. Kan ngga mungkin ngobrol di kamar/rumah terus, butuh suasana baru dong, ya. Entah itu ke tempat makan, atau ke acara/festival apa gitu. Kalau dia orangnya super sibuk sampai ngga bisa diajak kemana-kemana, ya kemungkinan sih hubungan pertemanan kami biasa aja, ngga jadi dekat.

Oke, ini tips berteman dengan orang baru dari aku. Sederhana kok, karena sebenarnya aku sendiri kalau berteman itu mengalir mengikuti alur, ngga pakai rumus atau tips segala. Tulisan ini juga aku buat setelah aku mikir. Kalau di kehidupan nyata, ngga tau, ya, aku ngga ambil andil penuh untuk berteman. Biasanya itu terjadi begitu aja. Kecuali kalau udah saling mengenal, aku akan mulai memperhitungkan baik-buruknya hubungan pertemanan kami ke depannya. Kalau menurutku baik, aku lanjut, kalau ngga baik, biasanya aku akan mundur perlahan, menjadi teman yang sangat biasa aja, ngga baper.

Nah, gimana dengan kamu? Sama kaya aku juga? Kayanya sih ngga mungkin. Makanya, ngga usah segan untuk bagi cerita di kolom komentar. Ditunggu, ya!

Tentang Moody

Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...