Monday, April 24, 2017

Tips Mengelola Keuangan Ala Gue!


Ohayou, minna!

Masih dinihari ini, tapi demi mencicil hutang postingan, rela-relain deh, ya.

Kali ini kita bakalan bahas tentang bagaimana Penulis mengelola uang, Aunty Betha ini yang kasih topik. Maklum aja, anak kost kalau ga pinter-pinter mengelola uang, pailit yang datang. Penasaran gimana cara Penulis mengelola uangnya yang ga seberapa?

Kagak!

Bodo amat, mau Lu penasaran atau kagak, ini tulisan bakalan Gue lanjut! Wekk!

Cara Mengatur Keuangan Agar Hidup Aman Damai Sentosa di Perantauan

http://infoloka.com/wp-content/uploads/2015/09/Tips-Mengelola-Keuangan-Bisnis-Rumahan-2.jpg
Bagi sebagian besar mahasiswa atau yang udah alumni tapi masih nge-kost kaya Penulis, wajib rasanya mengatur pengeluaran supaya ga dapat cerita 'GA MAKAN GEGARA GA PUNYA UANG.' Ya ampun, amit-amit, deh, jangan sampai kejadian. Alhamdulillah udah hampir lima tahun nge-kost, ga pernah ngalamin hal itu. Berada di keadaan yang mencekik pernah, tapi ga sampai ga makan lah. Pernah melewatkan satu waktu makan dalam sehari, tapi bukan karena ga punya uang.

Kok bisa Elu selamet? Lu pelit ya?

Daripada yang baca pada suudzhon, mending langsung Penulis kasih aja, deh, tipsnya.

1. Bagi-bagi

Apaan yang Elu bagi?

https://muhfajrii.files.wordpress.com/2015/01/yang-sering-terjadi-di-akhir-bulan1.jpg
Tips pertama ini tentang pembagian. Apa yang dibagi? Tentu aja uang.

Nah, pasti sebagian dari kamu ada yang dapat kiriman dari ortu sebulan sekali, mungkin sebagian besar. Kadang Penulis juga gitu. Apa dampak negatif dari kiriman bulanan ini? Dampak negatifnya adalah kamu akan merasa seperti pegawai atau karyawan yang akan merasakan yang namanya tanggal muda dan tanggal tua. Tanggal muda itu awal bulan, saat di mana keuangan lagi dalam keadaan sangat stabil, mata jadi jelalatan pengen beli ini itu, lidah susah tahan selera untuk ga nyicip sana sini yang mengakibatkan pengeluaran membludak di awal bulan. Dan sialnya terkadang pengeluaran di awal bulan itu untuk hal-hal yang ga begitu penting. Nongkrong di kafe mewah yang harga secangkir minumannya aja bisa sampai puluhan ribu, nonton film ga bermutu di bioskop, teriak-teriak ga jelas di tempat karaoke, dan sebagainya. Di tanggal muda, kebanyakan anak kost akan merasa sangat kaya, terus lupa kalau masih ada tiga minggu lagi yang harus dijalani sebelum dapat kiriman berikutnya.

http://media.infospesial.net/image/p/2016/02/9f5e2-meme-ngenes-derita-anak-kos-30.jpg
Memasuki pertengahan bulan, barulah si anak kost ini sadar kalau minggu pertama bulan ini doi terlalu boros. Doi mulai mengecek satu per satu bon, kemudian meratapi nasibnya dua minggu mendatang. Pertengahan bulan adalah masa awal penderitaan. Yang sebelumnya bisa makan minum di kafe, di pertengahan bulan harus rela cuma makan di warung nasi padang pinggir jalan.

Keadaan di tanggal tua lebih mengenaskan lagi. Ada yang harus rela cuma makan mi instan tiga kali sehari, ada yang cuma makan nasi plus kuah sayur biar ada rasanya, bahkan ada yang sampai ga makan sama sekali.

Karena melihat fenomena inilah akhirnya Penulis menerapkan sistem bagi-bagi. Jadi uang kiriman yang datang di awal bulan itu Penulis bagi menjadi sejumlah minggu pada bulan itu. Kalau sebulan ada empat minggu, ya Penulis bagi empat, kalau ada lima minggu, ya Penulis bagi lima. Setelah dibagi, bagian minggu ini Penulis pegang, sedangkan 3/4 bagian lagi Penulis simpan di rekening Bank. Setiap hari minggu atau senin Penulis akan ke ATM untuk menarik uang sejumlah 1/4 bagian uang bulanan. Dengan cara ini, Penulis ga akan merasakan yang namanya tanggal tua. Paling parah juga Penulis jadi kere di akhir pekan. Cara ini juga membuat Penulis bisa menahan selera untuk membeli barang yang ga perlu, karena uang di tangan ga besar jumlahnya.

2. Bagi-bagi-bagi

Loh, tapi di poin pertama udah ada, ini apa lagi?

Kalau yang pertama, kan sistem bagi-bagi. Kalau sistem yang kedua ini bagi-bagi-bagi. Ada tiga 'bagi'-nya.

Bedanya apa?

Sebenarnya ini langkah lanjutan dari sistem yang pertama. Jadi kalau yang pertama itu uang bulanan dibagi sejumlah minggu yang ada, di poin kedua ini, uang yang udah dibagi di poin pertama, dibagi lagi menurut kebutuhan. Jadi Penulis akan memikirkan kebutuhan pokok selama seminggu, misalnya makan dan BBM. Nah, uang yang akan dialokasikan ke dua kebutuhan ini disisihkan terlebih dahulu. Sisanya itulah yang bisa dipakai untuk jajan dan kebutuhan-kebutuhan lain yang ga begitu penting.

Kalau dalam sepekan itu uang ga habis, itu uang bakalan Penulis simpan, buat jaga-jaga seandainya ada keperluan mendadak di minggu berikutnya. Kalau uangnya kurang, ya terpaksa ambil dari tabungan, tapi kalau udah ambil dari tabungan, Penulis akan bener-bener hemat, itu uang cuma buat beli makan, ga ada cerita jajan. Kalau kurang juga, barulah merengek ke orang tua, hehehe ...
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjElDeedHqa64tpATQa8mnVTb7qmi0mxdoSUkHYahnXx1JsFWkAPmP7q8vT27OJ12qJ5YsKXIk3mVYdQsMGrsijVvuBzx1jpDdIA_qdBat_Q71creCmPcOoJHYAhL6S_XrctJqGBEb4HpL3/s1600/Wajib-ditiRU-Ini-Cara-orang-kaya-mengatur-keuangannya-agar-terus-bertambah.jpg

Udah, dua poin aja untuk topik kali ini. Dua poin ini aja belum tentu bisa dijalankan dengan baik. Karena yang namanya manusia pasti ada khilafnya.

Oke, sampai di sini aja. Kamu punya tips yang lebih keren dari punya Penulis? Ya, monggo, kasih tau pembaca yang lain lewat kolom komentar.

Sunday, April 23, 2017

Tips Jitu Melupakan Mantan dan Semua Kenangan yang Telah Berlalu


Hai! Hai!

Penulis sedang dalam proses melunasi hutang-hutang postingan Penulis yang udah 5 dan akan terus bertambah kalau Penulis ga mencicilnya.

Kali ini Penulis mau cerita-cerita tentang mantan. Ini gara-gara si Amru. Ga ngerti kali lah Penulis sama topik kali ini. Bukan karena Penulis ga punya mantan, tapi karena Penulis bingung. Tapi berhubung ini tantangan, dijabani juga deh.

Cara Melupakan Mantan Ala Penulis

Beberapa orang akan menghindar saat ditanya tentang mantannya, entah itu karena punya pengalaman ga enak atau karena menghargai pacarnya yang sekarang. Tapi yang pasti, topik ini merupakan salah satu topik yang ga menyenangkan. Ada yang tiba-tiba jadi baper, ada juga yang malah ketawa-ketawa ga jelas (ini salah satu ciri orang yang kurang ajar ke mantannya) (kaya Elu kagak aja, Nyingnying!).

Tapi apapun itu, bagaimanapun itu, yang lalu tetaplah lalu. Penulis ga mau bilang kalau itu ga bisa diulang, Penulis bukan Tuhan. Mungkin bisa diulang, namun rasanya ga akan sama. Makanan yang diangetin sama makanan yang baru matang juga rasanya beda meskipun sama-sama hangat. Ya udah deh, kita langsung masuk ke topik aja!


1. Amnesia

https://manfaat.co/wp-content/uploads/2016/03/Mudah-lupa.jpg
Cara pertama ini cara yang paling umum. Kenapa umum? Ini menurut pengalaman Penulis nonton sinetron jaman awal 2000-an. Hampir di semua sinetron yang Penulis tonton punya scene di mana salah satu tokohnya kena amnesia, entah itu gegara jatuh ke sungai terus kejedot batu, atau kecelakan sampai koma berminggu-minggu. Pokoknya si tokoh itu jadi ga inget apa-apa lagi, bahkan dirinya sendiri. Nah, lho, jadi gampang kan melupakan si mantan. Boro-boro mantan, nama sendiri aja ga ingat.

Kamu mau coba? Gampang. Jedotin aja kepala kamu ke tembok langsung. Ga usah ada pelapis kain atau busa segala. Yang ada malah sakit doang, amnesianya kagak. Atau kalau cara itu susah, minta tolong aja sama salah satu temen kamu, atau bisa juga mantan kamu sendiri untuk mukul kepala belakang kamu pakai balok kayu. Abis dipukul, kamu bisa langsung dites, berhasil engga kamu amnesia.

2. Love Poison

http://vignette3.wikia.nocookie.net/harrypotter/images/c/c1/Love_Potion_design_for_T-Shirt.jpg/revision/latest?cb=20091220170731
Artinya ramuan cinta. Di film Harry Potter ke-enam, Harry Potter and The Half-Blood Prince, ada adegan di mana si Ron kena ramuan cinta ini. Sebenarnya sih si Romilda ini mau kasih ramuan cinta ke Harry yang dimasukkan ke kue coklat. Berhubung Ron rakus, jadi itu kue diabisin sama doi. Akibatnya, si Ron jadi kepikiran si Romilda terus! Padahal si Ron belum pernah ketemu sama si Romilda, lho.

Nah, buat kamu yang mau ngelupain mantan, kamu bisa coba cara ini. Suruh aja orang yang naksir ke kamu untuk bikin ramuan cinta ini terus kamu minum. Dijamin kamu bakalan tergila-gila ke doi. Tapi jangan pernah minum penawar ramuan ini, ya. Ntar kamu jadi bego!

3. Memory Charm

https://i.ytimg.com/vi/VQxcaq6vXzs/maxresdefault.jpg
Masih dari film Harry Potter, tapi kali ini bukan ramu-ramuan. Sekarang ini kita cerita tentang mantra. Memory charm atau dikenal juga dengan forgetfulness charm itu mantra yang bisa bikin orang yang kena mantra ini jadi kehilangan memori alias ingatannya. Mantra yang diucapkan adalah obliviate. Pertama kali Penulis liat mantra ini dipakai itu di film Harry Potter yang ke-tujuh, Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1. Si Mbak Hermione yang pakai mantra ini. Doi menggunakan mantra ini untuk menghapus ingatan orang tuanya supaya ga ingat sama Mbak Her lagi. Uuuh cyediiiiiiiih!!!!!

Tuh, orang tua aja bisa dihapus ingatan tentang anaknya. Apalagi ingatan kamu tentang mantan kamu itu?! Sono, cari Mbak Her biar kamu di-obliviate. Mbak Her ini salah satu penyihir terhebat di jamannya, loh! Jadi kamu ga usah ragu sama doi. Sebenernya ada juga, sih, Mbak Her yang jadi member BC, tapi bukan Hermione, tapi Hera, ehehehe...

Nah, tiga cara di atas merupakan tips jitu yang bisa kamu coba untuk ngeluapain mantan kamu. Ngawur, ya? Ya emang ngawur! Apa poin penting dari seluruh postingan ngawur ini? Intinya adalah kamu ga bakalan bisa ngelupain orang yang pernah jadi bagian dari hidup kamu. Mereka akan tetap punya tempat di salah satu sudut memori di otak kamu. Ga perlu susah-susah ngelupain mereka. Yang perlu kamu lakukan cuma berdamai dengan diri kamu sendiri. Iya, ke diri kamu sendiri. Saat kamu masih belum bisa move on dari mantan, yang salah bukan mantan kamu. Mau doi nangkring terus di depan kamu, atau doi menghilang di belantara, kalau kamunya ga berdamai dengan dirimu sendiri, kamu ga bakalan bisa move on dari doi. Jadi kalau kamu belum bisa move on, itu salah kamu. Pacaran pun cuma jadi pelarian. Ayok lah damai kita!

KAU GAK SOR SAMA POSTINGAN INI?! JANGAN CAKAP DI BELAKANG AJA KAU BERANINYA! KOMENTAR KALOK KAU BERANI! TANDING KITA! KAU PIKIR AKU BERANI?! SELO KAU!

Sunday, April 9, 2017

Apa Makna Sebuah Skripsi bagi Kamu?


Konnichiwa!

Penulis ga jelas balik lagi. Di postingan kali ini, Penulis mau bahas tentang karya tulis paling fenomenal sepanjang masa, SKRIPSI. Topik ini yang ngajuin si Lusty. Tapi Penulis ga mau nulis skripsi di sini, loh, ya! Penulis cuma mau menjabarkan sedikit tentang makna skripsi di dalam hidup Penulis. Ceileeeeehhh! Eh, bentar, sebelum kita cerita jauh-jauh tentang skripsi, mending kita cek dulu apa itu skripsi.

skripsi/skrip·si/ n karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya: ia menyusun -- selama hampir lima bulan

http://www.youthmanual.com/assets/file_uploaded/blog/1473300549-wordpress..jpg
Nah, setelah Penulis cek ke KBBI versi daring, Penulis menemukan deskripsi seperti yang tercantum di atas. Tapi setelah membaca deskripsinya, Penulis rada kurang setuju, nih, sama KBBI.

Kenapa?

Itu, lho, masa disebutkan kalau skripsi itu karangan?! Penulis waktu ngerjain skripsi itu ga pake acara ngarang-ngarang segala, lho. Semua riil. Ga ada manipulasi data. Pokoknya ngerjainnya bener-bener deh. Tapi ya udahlah, ya. Mau protes ke BPPB Kemdikbud juga percuma. Lanjut aja, Cin! Cek toko seberang!

Makna Skripsi bagi Penulis


data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxMSEhISEhIWFRUXFRgaFhYYFRUdFxcYGhgfGBoYFxsbHSggGB8lGxoXIjEhJSktLi4uGh8zODMsNygtLisBCgoKDg0OFxAQGi0dHR8rKy0tKy0rLS0tKy0rKy0tKy0tKy0tLS0tLS0tLS0tNi0tLS0tLTcrKystNzctLSstK//AABEIAMAAwAMBIgACEQEDEQH/xAAcAAEAAgMBAQEAAAAAAAAAAAAABgcDBAUBAgj/xABEEAABAwIDBQMIBwYEBwAAAAABAAIDBBEFEiEGBzFBURNhcSIyNHOBkbGyFCMzQlJyoSQ1YsHC4RYl0fBDU3SCkrPS/8QAGAEBAQEBAQAAAAAAAAAAAAAAAAECAwT/xAAjEQEBAQACAgICAgMAAAAAAAAAARECIRIxA0FRYRMiMkJD/9oADAMBAAIRAxEAPwCJIiL1vOIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIioIiICIigIiICIiAiIgIiKgiIoCIiAiIgIiICIpjutihdWHtQC4MPZg/iuOF+dr28FLcmkRB8RFrgi/C4Iv7182VnbeYxUCGSGpo2Wc60cwJcwNvx1F2u4aeKx4QP8imOl/L1t/EFmc+tXFa2RWFucYO1qfyM+YrFu8wSOeoqZpQCyFxsDwzOLjc9bAfqreeb+jEDkY4NvY2tobGym28jA4KUUvYR5M4kL9TrYMtx8St6feWyR5jkpWupibG58rL+KxFuGtv1Wbe3HmNC1v3u0Dehv2YH8tFnyuzpfpWzIy42aCT0AJP6L5srbxnFYsGihggiD5HAkuOnDi5xGpJN9FubI47HWx1EnYtjlAtJbUOFjlINvFXz+8MQ7dxgcFU2qM7M5YGZdSLXDr8PAKFRsLm5gCRzNjYeJ4KydzlrVl+H1d/Dy7rf2W2zZUVH0RtOxkBDhHY8m9Ra2oUvKy3ok3EF2Fw6OorI4pW5mEOJF+NhccFh2xomQ1k0UbcrGkWGunkjqpZhFCyHHHRsFmjMQOQzMvb33Xam2ejZWVOIVZAja4FgPDRoGY9ddAEvPOW0kU+AvtkRN7NJtxIBIHj0UnxLFH4rWRR6sjL8rG/hbxJPV1gpftHtSzCyylpoGkhoLrkgAchpqTz9q1eV9Z2mKnAU32bwOCXDKqeRl5GGTK650s1pHO3EqVw4nFVYZVTRxNjJbJnaAPPDdTe3MWK0N3D424bUOlAMbXyF4PMBjdLc1nlzuLParjGbXsbdbG3vXyrf2N2qGIOkp5KdjGBl2tBuMt7ZSCLcxqLeCqzGKURTzRt81kjmjwBsP0stTl3YlnTTREWkEREBd7Y3BWVcxY6cQlrbtP3i7ll8OJ5rgpdKLjrWSU2H1LK+dspLXCM21N22aNdXHNY8FxdgJo6minoHPDHkuy94drcdbEHRVu95d5xJ8SSvAVicOsXVubPYMzB4p56iZri5oAAFh5NyAL6uJJHhZRrdnj0cMs0U5AbPbU8A4X0PiHHXuUPhY+V7WjM9xNmi5JJ7rrp/4Srbtb9Gfd17aDl1109pTx6u32b+Erm3ZtjeXvqWtphqSR5WXpe9uHPms29yXKaFzCPJ7Qt6C3ZkfAKEUmC1MxfGyJ7uzNnt5NPCxuQL93FeUeAVMxeI4XOLXZXi2rXdDc/FM721dWNjWFxYzFFPBK1krAQWu148WuA1FjexW/shgEdFFUM7VskxF5LfdFjlAF/FVXQ4JVPfI2KJ+dmkljYtPQ8OnVeR4BUuldEIXdoGhzm6aA8C7kPep4dZpv2me6IgMrb9I/g+6ju7fSvp/A/KVzRgVSTK0QuvELycsuhNzf263W1UbOSGYw07Xy2jY4nJlsHC+oJOnTXVaydz8omMB/z935T/AOsLZqNqWx11TSVVnU73AAngy7RcH+E/ooHHs7I1tQZg6J0UQkDSNXBzsoHG45rBHs/UukMIhd2gaHFul2g8z09tlPHjV2x38awR2F1cNRH5cIfdp4kdWO9h0PPuUl2k2YZihZVUs7QS0BwIuD04agjhYqvf8OVWYx9g/MGhxbpcNvYOtfqtWto5ad5jka6N1tRci4PhxCZ+L2LYgwqOlwyqhZKJHBknaOHDOW6i3cLBcTY8/wCT1vjJ8jVW6XU8OvaanG6M/tcnqT8zf7qM7TH9rqfXP+YrnXXhW8nlp9CIiqCIiAiIgIimGw2yMdcyVz5HsyOAGUDW4vc3UtzuiPYBVthqYJX+ayQOdbU2B6LqyY4wwSszOzOre2HHzPHr3L421wBlFMyJj3PBYHXda/Ejl4KPXTq9qnsm09NKahjiGMdUdqxz4O0DgWgEFuYFp00PeuTie0IliqGlxL3zxvacuW7GC1yBoDwUYul08YasQZcSFWxgl7MztkDmBufzMpDmEg26O5FMTx2FlRVwvc3K9sP1hjEoDo22LXtuM3Hjfiq6Ui2J2e+mzljnFrGNzPI48bAN6E34rN4ybVlrcxHG2zx1MLCXuk7COG0YZmDC7SwJy6kWueGi6OP1kQfU0k73RB7Kc9o1ubK6NmrHNBFwb9V7txsPHTQ9vA51mkBzHG/E2BB8eSgCScbOi1PG7XQxSOkjzSWpYo2do3znsdc5unj4dFz24lSu+mRGWVsdV2b+0LS58bmlxLH6jtAc3G/JRO6XWvGJqZ1m0MGWVsb5DejbC1zmkOLg7nroLf6LhbQ17JuwyEnJAxjri3lNve3cuTdEkkNeL1EWkERWrhu7OAwDtXv7VzbktNmtNrgW52v11WOXKcfayKqRbWK0Jgmkhcblji0kc+/uuFqrSCIgQZqSlfK4MjY57jwa0EkrrS7H1zW5jTPtztlNvYDdWbu3whkNIyQAGSUZnO525NvyHd4rNFtzRmd0Be5rmuLczm2bmBta99Neq5X5LvU1qcYpF7CCQRYjiDxB7+itLc79jU+sb8q4W9DEaaWVrYmgyMuJJQRY/wAOnnEHn7F3dzv2NT6xvypzu8KSduJvb9Lj9SPiVDaSlfK7JGxz3W0a0En9PipvvSp3SVsLGNLnOiAa0cScx/371Ndjdl2UMd3WdK4XkfyH8Lb8Ak5+PCfkzap6XAaloLnU8oAFySxwAHeeS+KTBqiVuaOCR7dbFrCRp4KUbwNsDUuMEDvqWnynD/iH/wCfjxUy3XegM9ZJ8y1ednHaZNxVFBgNTM5zYoXuLTZ2lg09CTwK6uzc1XQVZa2BzpMtnxc3NOulr28VZWN7TUuHlsbmuLnkvIYGm2Y+c65HE/BQvYjEDUYs6c/fEhA6NtoPdZZnK2XozK8262kqZ4WxupX08RcLl9yXu5C9hbhdQ6iw6aa/ZRPktxytJtfheytPe76HH69vyOXP3N+bV+MfwcrOWcNhZtV5VYbNG5rJIntc7zWlpBPgOa6bNjq4i4pn278oPuJurnxOSngP0mbK0tblDzxAveze+/RcCHeNROflu9uvnFmn6G49yz/Jb6h4xUNZRyROyyscx3RwIKwL9A41hEFbDlfZwIux4tccwWlURiWHSQTPgf57XZedieRHcbgrpw5+SWY9w3DJqhxbDG6QjjlHDxPALdrdl6yJpc+neGjiRZ1vGx0V00FJFQ02UCzI2XebausLlx6k2Whg221JUEtbIWEAn6zS452N7HTW11z/AJOV9NZFGq0cI2wrRAwGgkldlGWQZsrhbQkZdfeoTtjWwTVL307MjOvJx/EByB6e1XNsr6JS+qj+C18lmTYkUNiNQ+SWR8nnucS7xvqtdbWLfbzetf8AMVqroyIiILL3dbYRtjFLO4Msfq3nzSCfNJ5G/NSjaDY6mrPKLckh4SMtc95HB3+9Qq5wTYOeop3TghhP2TXDzxzJPIHl1Xb2DgxGCcQvjeINc4f5rehaet7aBcbJu8a1P2h+0+zstFIGSWc118jxwcBx8D3Kd7nfsan1rPlW9vXa00QJ4iVuXx1B/T4LR3PfY1PrGfKl5eXAk7TVuHx9uZ7XkDAwH8Lbk6dL9e5Qzeri08bGQsaWxSDy5B94j7mnD+awbcY7JR4hFLHqDCM7OTxmOh7+NlMIJqfEabk+J41B4tPQ9CP7rE6y1ffSgVdG6z0BnrJPmVZbV7OSUUuR3lMdfI+3nAcj0I5hWZut9AZ6yT5l0+TvjrM9oBvLlLsQlvyDAP8Ax/us26309v5H/Bau8X94T/8Ab8oWzut9Pb+R/wAFr/U+0w3u+hx+vHyOWhub4VfjH/Ut/e76HF69vyOXP3N8Kvxj/qXP/kv20d71U4zwRa5Wxl1uRc51j8FAFc23+yjq1rJIiBLGCADwe02Nr8iLaeKrmDYyuc7J9Hc3vdYNHtW/j5TxOUT/AHTVTn0jmuNxHJZvgRe3gLnRRHetEBW3/FE2/wCo/krM2WwMUdOIc1zcue7kSefs+CqLbjExVVkjo9WizG21vbTTrc3/AEWeH+dsL6WRsbtfHVRtjlIbOBZzXHR/e2/HvCw7Q7vKee7ofqZO4XYT3t5eIUPm3d1IgZK2xkOrouDm9LHm7jcclLt3T660jKtruzaBkdJ59+YHMi2uqnLrvjV/VVVi2GyU8ropW5XN9xHUHmCr12W9DpfUs+CgO+Nre1pj94xvv4Bzcvxcp9st6HS+pZ8E+S7xlJMqicX+3m9bJ85WqtrF/t5vWyfOVqrvGBeFeogsHZbeMYmNiqWl4aLNkb5wHIOb97xupJLvIog24Mjj0DD/AD0VNIsX4uNWcrEh2v2pfXPbduSNl8jL31PMnmV0tg9rIqGOZsjHuzvaRltpYW1uVDEWvGZhtSPbjHY62dksbXNAYG2da9wSeRWvsntHJRS52+Ux1g9l9HAc+4jkVxEV8ZmIs3GduqGqidDLBMWnnZl2nk5uuhC09kdt6ejpxA5kriHvIcA3UF1xfXQ2sq9RY8JmLrr7VYm2pqZJ2AhrrWDrX0FuSzbGYyykqRNIHFoa4Wba+vjZcNFvOsE5252xhrYGRRskaRIHEuDbWykW0J6hdTc3wq/GP+pVkrM3OOAFXcjjHz/MufOZwsizuuvtftc+hqYW5A+J8d3NvZwOa12nw5L2PeRQ2uTID07M3/RRje+f2iC3/KPzKBKcfj43jC8rqc7V7wX1DDFTsMcZ0c8ny3Dppo0e0qFQTOY5r2HK5pBaRyI5hY0XSTx6iLSwPebGWhtUxzXAavYLtd324hb1bvMpGt+rD5Hcm2sD4k/6Kn0Wf4+K+To49jElXM6WXidABwaBwA/VT3Bt4tPDBDE6KUljGtNg2xsBw1VYotXjLMTWaulD5JHjQOe5wv0Lif5rCiKoIiICIiAgKIgkNNsvnoH1omtkJHZ5L31t52bT3KPEK0tj4Yn4Q8TktizPLyONgQSB42Cx0mE4diFNMaWExPiHEizgbEi+puDYrHn+VxWKKZbBbNxTRyVdSbQR8BewNhckkchppzXawtuEVkzYmQujcCS0EENkGtwQDr11VvPDFZro7P4X9Knjgzhmc+cRfgL8OZ5WU4w/ZymdilRTmIGJsQLWXNgdNePefetUwULqymo4YT5EzmyyEm78oItcG/nXPsCl5/gxF9qcF+h1Doe07SwBDrW0PIi51WfY/ZoV8rozIGBrc18uYnW1gLjqvvb2iZDWyRxizbNNrk6kdTxW3u0w6OeqcyVtwIiRYka3A4g96u/10ztG8Qo+xlkiuHZHlpcOBtz49y11YOw+A089RXsljDhG4BlyfJBc/nfuHHot/A6PCah76OOJxc0H6w3Bfl0Jab/yTzMRHY3Zj6e+Vva9mI2tPm5icxI68Ba9+9NntkpauWWNr2tbE6z5LXbe5Hki4vwcePCy7+w2zsf02rglBeIhZpuW38q2tjzCiMOMTQNmhikLY3OdmaANeXHjwU27cEnxLd7aJ8lNVNnLAS5tm30FzYtcde4qCq0cGpmYNSPmmdeaZoyxjqASGgd2bUqriU4W3SiIi2giIgIiICIiAgREFiYX+4Z/zH5gvN0nm1/q4/hL/ZQNtZIGGMSPDDxZmdlPiL2SmrJI79nI9l+OVzhe1+NjrxKz49VdT7d5KypoJ6AuDJCCW94cOIHcRr3L3ZLYaogqo5ZyxrY3XFnC7nWIAHTrr3Ku4pC0gtJaRwIJBHhbgt2fGah5aXzyuLTdpMjtD1GvHvUvG959mrQwn991fqW/0qF7P/vgf9VN8zlHW4jMHmQTSB5Fi8SOzEdC69yscdQ4Ozhzg+98wJDrnnfir4+zUj3l+ny/lZ8Fv7o/TH+pPzBQyoqHPOZ7nOd+JxJPvK9pql8ZzRvcw2tdri026XCeP9cPvVm7uPScU/OPmk/37VGN15/b4/yP+AUdgr5WFxZK9pd5xa9wLvGx14lYqeofGczHuY7q0kH3jVPD2atfY/8AeuI+z5lWNOxzqloZbMZvJvwvn0v3LHHiErXOe2V7XO85we4OPPU3uVr5je99evO/W6TjhamW8yKpE0JqXRuuw5TGCANdQQeevFQtbFZWySkOlkc8gWBc4kgdBfgsCsmTCiIiqCIiAiIgIiICIiAiIqCIiAiIgIiICIiAiIgIiKAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiICIiAiIgIiIP/Z
Seperti yang udah dideskripsikan di dalam KBBI, skripsi itu bagian dari persyaratan akhir suatu pendidikan akademis, kalau sekarang cuma untuk tingkat Strata 1 atau sarjana. Kalau Diploma 3 nama tugasnya Tugas Akhir (TA), kalau Magister Tesis, dan kalau untuk gelar Doktoral namanya Disertasi.

Dulu, nih, ya, di Universitas tempat Penulis menggali ilmu, ada dua jalur kelulusan, jalur skripsi dan jalur non-skripsi. Jadi kalau kamu males bikin karya ilmiah bernama skripsi ini, kamu bisa pilih jalur non-skripsi. Kamu tinggal mengikuti seluruh mata kuliah yang ada, ikut ujian ini itu, selesai, deh. Tapi itu dulu, cuma sampai tahun 1990-an doang. Kalau sekarang, ya, wajib nulis skripsi.

Ngomong-ngomong, kata skripsi itu jadi momok banget, lho, untuk sebagian besar mahasiswa. Menjadi kata yang dilarang untuk diucapkan di sekitar mahasiswa tahun tinggi, udah kaya si you-know-who alias Lord Voldemort.

Eh?! Kok Elu sebutin dia punya nama?!

Tenang aja, orangnya udah ga ada. Seri filmnya, kan, udah selesai. Balik lagi ke skripsi. Penulis juga heran, loh, dengan fenomena ini. Rasanya skripsi itu nyeremin, bisa bikin orang frustasi, bahkan ga sedikit nyawa yang melayang perkara sebuah buku berisi sekitar 100-200 lembar ini. Kalau dari Penulis sendiri, Penulis menganggapnya biasa aja. Skripsi itu cuma kaya ujian, tes yang harus kita lewati supaya kita bisa naik satu level lebih tinggi.

Pasti dosen Lu gampangan!

Well, boleh dicek ke temen-temen Penulis gimana luar biasanya dosen pembimbing skripsi Penulis. Beliau dosen yang perfeksionis. Semua yang dituangkan ke skripsi harus jelas, mendasar, dan bisa dibuktikan dengan bukti otentik. Fyuh! Berat, berat, berat.

Tapi balik lagi ke yang Penulis bilang, skripsi itu kaya ujian. Gimana kamu mau naik tingkat kalau hal yang menguji kamu itu biasa aja, ga perlu perjuangan yang berarti?! Jadi wajar dong kalau skripsi itu rada berat, kan? Biar kamu bener-bener naik tingkat, lho!

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/eaa72-Skripsi1_memeam.jpg
Penulis punya keyakinan tentang satu hal, yang terlihat sederhana tapi sulit dalam penerapannya.

Apa itu, Cinta?

Penulis yakin kalau semuanya pasti berakhir, entah itu kebahagiaan atau kesedihan, kemudahan maupun kesusahan. Yang perlu dilakukan hanya menjalaninya. Kalau kamu sekarang bahagia, belum tentu besok. Tapi bukan berarti dengan pemikiran kalau bahagia ini sementara, lantas kamu jadi kehilangan esensi dari rasa bahagiamu sendiri. Justru dengan pemikiran tersebut, kamu bisa menikmati bahagiamu seutuhnya. Ga kurang.

Begitupun jika saat ini kesusahan merundung kamu, yakinlah bahwa kesusahan ini pasti berakhir. Tapi bukan lantas kamu menenggelamkan dirimu dalam kesedihan, melainkan berusaha sekuat tenaga agar kesusahan ini benar-benar berakhir.

Skripsi juga gitu. Mungkin dosen pembimbing kamu susah dihubungi, atau beliau plintat-plintut, atau materi skripsi kamu susah untuk dipahami. Nah, anggap aja kalau memang di situ diri kamu diuji. Anggap mereka semua itu penghalang. Kalau penghalangnya rendah, kamu lompati, kalau penghalangnya tinggi, ya kamu panjat. Ga bisa manjat? Pakai alat. Kalau ga ada alat, minta tolong orang lain. Ga usah sombong kali ngerjain semuanya sendiri (ngaca Lu, woy!). Manusia itu makhluk sosial, kalau kamu butuh bantuan, ya, minta tolong. Kalau ada yang minta tolong dan kamu bisa bantu, ya dibantuin. Sesederhana itu tapi sulit dilakukan, bahkan oleh yang bilang, hehehe. Begitupun, skripsi Penulis ga akan jadi kalau ga ada campur tangan mereka-mereka yang luar biasa. Sebagian mungkin tercantum di salah satu lembaran di dalam skripsi. Tapi ga sedikit yang ga tercantum karena keterbatasan ini dan itu.

Jadi poin penting dari postingan ga jelas ini adalah, Penulis menganggap kalau skripsi itu ujian, ga cuma ujian supaya bisa selesai pendidikan Strata 1, tapi juga ujian kehidupan. Karena percaya atau engga, dalam proses pengerjaan skripsi selama kurang lebih lima bulan, banyak hal yang bisa Penulis ambil untuk diaplikasikan di kehidupan Penulis. Tentang kesabaran, kerja keras, kerjasama, pembagian waktu, dan sebagainya. Kalau dipikir-pikir lagi, skripsi itu kompleks, ga sekedar terkait bidang akademis doang.


So, gimana dengan kamu? Skripsi itu punya makna apa? Yuk, mari ngobrol di kolom komentar!

Sunday, April 2, 2017

Di Mana Kamu Merasa Nyaman?


Ahahahahahaha! Setelah sekian lama vakum, Penulis balik lagi. Kali ini Penulis mau ngomongin tentang zona nyaman alias comfort zone. Topik ini dari Nadya. Entahlah, Penulis juga ga ngerti sama di Nadya ini. Suka banget kasih topik yang berhubungan dengan kepribadian. Mesti mikir berkali-kali, bolak balik tanya diri sendiri, repot deh. Tapi tenang, yang begini ini ada manfaatnya kok. Dengan mikir dan bertanya ke diri sendiri, kita bisa jadi lebih mengenal siapa kita. Makin kenal dengan diri kita, makin bagus juga kualitas hidup kita.

Kok nyambung ke kualitas hidup? Emang apa hubungannya?

Begini, lho hubungannya. Dengan kita mengenal diri kita sendiri, kita akan mudah untuk mengenal Tuhan. Kalau Tuhan aja udah dikenal, apalagi orang-orang di sekitar kita. Kalau semua udah 'kenal', berarti hakikat hidup manusia udah terpenuhi.

Hakikat hidup yang mana?

Itu, lho, yang hablumminallah wa hablumminannas, alias 'hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia'. Jadi hubungan dengan Allah berjalan dengan baik, hubungan dengan sesama manusia juga terjalin apik. Nah, kalau semua hubungan terbina dengan baik, bukankah kualitas hidup juga jadi baik? Iya, engga?

Duh! Kok jadi nyasar ke situ, ya?! Kebiasaan! Ahahahaha! Oke, oke, kita balik ke topik. Yok, lah cerita!

Comfort Zone Punya Gueh!


Dalam menafsirkan makna zona nyaman dari dua sisi, makna harfiah dan makna istilah. Pertama, kita bahas dari makna harfiahnya dulu, ya.

zona : /zo·na/ n 1 salah satu dari lima bagian besar permukaan bumi yang dibatasi oleh garis khayal di sekeliling bumi, sejajar dengan khatulistiwa (satu zona tropik, dua zona sedang, dan dua zona kutub); jalur iklim; 2 daerah yang ditandai dengan kehidupan jenis binatang atau tumbuhan tertentu yang juga ditentukan oleh kondisi tertentu di sekitarnya; 3 daerah (dalam kota) dengan pembatasan khusus; kawasan: -- industri;
nyaman/nya·man/ a 1 segar; sehat: badannya berasa -- disinari matahari pagi; 2 sedap; sejuk; enak: suaranya merdu, -- didengar;
kenyamanan/ke·nya·man·an/ n keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan 

Nah, Penulis ambil secara garis besar aja, deh, ya? Jadi intinya zona nyaman itu lokasi, tempat atau wilayah di mana kita bisa merasa enak, nyaman. Bicara tentang lokasi, berarti ada titik-titik nyata tertentu yang menjadi tempat di mana kita merasa nyaman.

Banyak cakap! Tinggal bilang aja pun ribet bener!

http://psychologia.co/wp-content/uploads/2015/03/comfort-zone-test.pngOke, oke, ga usah marah cin. Sampai saat ini, ada dua tempat yang membuat Penulis merasa nyaman. Yang pertama, tentu aja di rumah orangtua di kampung sana, terutama di kamar pribadi milik Penulis. Yang kedua, kamar kost! Iya, di dua tempat inilah Penulis bisa merasa bener-bener nyaman. Penulis merasa jadi raja di kerajaan Penulis sendiri. Ga peduli walaupun ukuran kamar cuma 3x4 meter, pokoknya Penulis nyaman. Sebenarnya dua tempat ini ga langsung jadi zona nyaman-nya Penulis. Butuh usaha dan waktu dalam proses menjadikan tempat ini zona nyaman Penulis.

Emang gimana caranya?

http://www.mofucasual.com/wp-content/uploads/2016/03/Tidur-Siang.jpg
Balik ke pernyataan Penulis tentang raja di kerajaan sendiri, seperti itulah Penulis memperlakukan dua tempat ini. Penulis akan mengatur tata letak setiap barang dengan penuh pemikiran supaya ga ada yang membuat Penulis ga nyaman. Gimana letak tempat tidur, di mana letak kepalanya, atau letak lemari, kenapa mesti begitu, dan sebagainya. Mungkin kalau kalian liat kamar Penulis, kalian bakalan mikir kamar Penulis berantakan. Tapi kamar yang berantakan itu udah pas penempatannya menurut Penulis. Jadi kalau ga suka, pergi, shoo shoo shoo!

Yang kedua, makna secara istilah. Jadi begini, walaupun zona berarti wilayah, ga melulu kita bicara tentang tempat. Bisa aja kita cerita tentang situasi atau kondisi. Bisa juga cuaca. Lebih bebas deh pokoknya.

Jawab aja, deh! Jangan muter-muter, bikin bingung tau engga?!

Hmm. nah, kalau diambil dari makna istilah, Penulis punya beberapa zona nyaman. Pertama, adalah saat Penulis lagi sendirian di kamar, cuma berkawan dengan musik, film, dan atau cemilan. Atau tanpa mereka bertiga, cukup Penulis sendiri, berbaring di atas kasur sambil menatap langit-langit kamar, memikirkan tentang ini dan itu. Beruntung langit-langit di kamar Penulis ga ada yang ganjen, lho. Coba kalau ada, pasti heboh. Ya iya lah, siapa yang ga heboh ditatap sama cowok ganteng? (Mati aja lu sono, kambing gilak!)

https://dulsantri.files.wordpress.com/2012/09/keluarga.jpgKedua, adalah saat Penulis berdua dengan dia yang Penulis sayang. Ga spesifik merujuk ke jenis kelamin atau ras, ya. Ini bisa aja cowok, bisa juga kucing, atau hantu juga kalau Penulis sayang sama dia, boleh jadi.

Kalian ngapain?

Ga ngapa-ngapain. Cukup berbaring, peluk-peluk, elus-elus. Gitu doang. Tapi dengan hal sederhana itu, Penulis bisa merasa nyaman.

Terakhir, adalah saat Penulis dikelilingi orang-orang yang sayang dengan Penulis, di mana Penulis bisa bebas berekspresi, bisa bebas berargumen, misalnya keluarga di kampung. Well, manusia itu bukan burung atau penyu yang bakalan dilepas sama orangtuanya, terus ga balik lagi. Mau sejauh apapun kamu pergi, ada saatnya kamu bakalan kembali. Kalau masih punya orangtua, mereka lah rumah kembalimu. Kalau udah ga punya orangtua, masih ada saudara, kakak-adik. Nah, berada di sekitar mereka lah salah satu zona nyaman Penulis.

Nah, jadi itu dia zona nyaman Penulis. Udah ga penasaran lagi, kan? Atau kamu ngerasa masih kurang? Kamu ga setuju sama Penulis? Jangan cuma baca, komentar, speak your mind! Okay!

Tentang Moody

Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...