Wednesday, September 21, 2016

Rencana Saya 5 Tahun Ke Depan

Postingan ini merupakan bagian dari proyek #Blogger'sChallenges yang kali ini bertemakan tentang 'Rencana Lima Tahun kedepan' yang dicetuskan oleh Saudara Boy Atlaliust Simangunsong.


Pertama kali baca temanya, kalimat yang langsung muncul di kepala adalah 'WTF' (IYKWIM). Kasar, ya? Well, beralasan kok. Penulis kurang pintar memperkirakan atau merencanakan masa depan. Alasannya sederhana, Penulis lelah berharap dan ngerasain sakit. Dulu, sebelum jaman sepeda belum ada, Penulis itu suka banget bikin rencana ini itu. Entar pengen jadi ini, pengen jadi itu, pengen jadi kaya dia, dsb.

Sayang, itu berubah sejak Negara Api menyerang. Saat sebelia itu Penulis dipaksa harus realistis kalau, 'Hei, Kamu! Rencanamu ga akan bisa berhasil,' atau 'Woy! Mimpimu terlalu tinggi!' Nah, sejak saat itu, Penulis memutuskan untuk menjalani apa yang ada di depan mata.

Gimana dengan besok? Liat aja apa yang bisa dikerjakan besok.

Yaaaaaaah, tapi namanya juga tantangan, kan? Kalau ga dikerjakan, berarti gagal. Baiklah, baiklah. Mari ikut Penulis mereka-reka kejadian 5 tahun kedepan.

Dimulai dari selesai Wisuda Oktober nanti, Penulis akan berjuang sekuat tenaga menjadi 'Jobseeker' hingga waktu yang tidak ditentukan. Sembari mencari 'modal', Penulis juga mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, S2 a.k.a. Magister. Jadi sambil ngumpulin pundi-pundi Rupiah, Penulis juga belajar lagi; belajar supaya skor TOEFL di atas 500, ngurus surat keterangan sehat, latihan sama soal-soal tes masuk PT, dsb.

Kemudian, Penulis akan memulai studi S2-nya pertengahan tahun depan di salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia. 

Kok cuma di Indonesia? Ya, Penulis terinspirasi dari lagu Maudy Ayunda yang 'Tau Diri.' Penulis tau diri lah gimana kemampuan akademik dan finansial Penulis. Jadi ga mau muluk-muluk pengen S2 ke luar negeri, setidaknya untuk saat ini.

Waktu dua tahun setengah akan Penulis habiskan di bangku kuliah (lagi), dengan major Linguistik. Kalau ada konsentrasinya, Penulis akan ambil yang konsentrasi Terjemahan. Tapi kalau ga ada, ya, Linguistik aja. Niatnya sih, sambil kuliah, Penulis juga kerja, jadi beban orang tua agak lebih ringan. Secara anak yang kuliah ada 2 orang.

Kemana Penulis selanjutnya? Jelas, bekerja.

Jadi apa? Nah, di sini, rencana Penulis bercabang jadi 2.


Cabang pertama, Penulis akan mendaftar untuk jadi dosen Bahasa Inggris, di manapun itu. Jadi udah jelas, 3 tahun sisanya itu akan dihabiskan dengan mengajar.

Cabang kedua, Penulis akan mendaftar di perusahaan di Divisi Editor bagian Terjemahan mereka. Selain itu, Penulis akan buka jasa Terjemahan untuk umum. Jadi 3 tahun sisanya akan Penulis habiskan dengan kertas-kertas putih penuh tulisan, kamus, dan monitor komputer.

Udah 5 tahun, kan? Udah. Oke, Penulis rasa udah cukup cantik rencana di atas. Semoga benar-benar bisa terwujudkan. Amin!

Tentang Moody

Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...