Sunday, September 18, 2016

Jujur atau Bohong? Tulus atau Bulus? Temukan Jawabannya

Postingan ini merupakan bagian dari proyek #Blogger'sChallenges yang kali ini bertemakan tentang ‘Krisis Kepercayaan’ yang diajukan oleh Muhammad Arif alias penulis sendiri.

Topik ini muncul karena komentar penulis di salah satu gambar teman di kontak BBM penulis. Isi fotonya  terdiri dari beberapa baris tulisan berbahasa Inggris dan di bawah tulisan itu ada gambar orang dengan kemah dan api unggunnya, mengisyaratkan seseorang yang anti sosial.

Percakapan berawal dari sikap orang yang diilustrasikan di dalam gambar itu, kemudian merembet ke masalah pribadi. Pembahasan yang awalnya ringan berubah jadi agak sedikit berbobot karena sudah berhubungan dengan hal-hal berbau pribadi. Bagaimana rasa percaya kepada seseorang itu terkikis sedikit demi sedikit yang lebih banyak disebabkan oleh ketidaktulusan dan ketidakjujuran pelaku kepada si kawan.


Tanya jawab yang berubah menjadi acara nasihat menasihati pun tak terelakkan lagi. Hingga akhirnya percakapan selesai dengan si kawan menerima nasihat dari penulis dan memutuskan membiarkan makhluk-makhluk tak-tulus dan tak-jujur menikmati dunia.

Terus, bagaimana pendapat penulis tentang krisis kepercayaan?

Penulis mulai dari definisinya. Krisis kepercayaan, menurut penulis adalah suatu kondisi atau situasi di mana seseorang merasa kebingungan, gundah gulana karena kenyataan yang ada di hadapannya menunjukkan kalau sulit sekali menemukan orang yang bisa sepenuhnya dipercaya.

Apa penyebabnya? Ini menurut pengamatan penulis, yaaaaa. Jadi, sulitnya menemukan orang yang bisa dipercaya sepenuhnya adalah karena berbohong dan melakukan sesuatu dengan tak tulus itu udah membudaya di lingkungan kita. Kenapa bisa begitu? Penulis akan menjelaskan dari sisi positif dan negatif.

Pertama, kenapa orang sekarang gampang untuk bohong? Jawaban dari sisi negatifnya, karena dengan berbohong, dia akan selamat. Misal, nih, ya, kamu ditanya ortu, “Tadi abis pulang sekolah kemana? Kok lama?” Kalo kamu jujur bilang kamu mampir ke warnet, kamu akan otomatis dimarahi sama ortu. Tapi karena kamu jawab kamu ngerjain tugas kelompok bareng temen, ortu kamu cuma ngangguk-ngangguk dan kamu selamat. Apa jawaban dari sisi positifnya? Sebenernya ga ada hal positif dari berbohong, walaupun banya orang bilang ‘berbohong demi kebaikan’. Tapi ini kan lapaknya penulis, suka-suka penulis donk.

Nah, jawaban dari sisi positifnya itu begini, jaman sekarang itu serba salah, jujur salah, bohong juga salah. Kenapa? Pernah engga kamu ketemu orang macam ini, waktu dibohongi, dia marah, waktu orang jujur ke dia, dia ga terima. Pernah? Pasti pernah. Misal, kamu merupakan salah satu dari orang-orang yang termasuk golongan LGBT, contoh: gay. Nah, terus kamu ditanya, “Kamu kok ga punya cewek sih?” Kalo kamu jujur bilang kamu gay, kemungkinan besar kamu bakalan dikucilkan sama mereka (inget ini Indonesia). Tapi kalo kamu bohong, bilang kalo kamu lagi pengen berkarir segala macam lantas dikemudian hari mereka tau kalo kamu bohong, kebanyakan mereka pasti bakal bilang di awal, kenapa harus bohong sih? Kalo kamu jujur, kami kan pasti usaha untuk nerima kamu! See? Kebanyakan orang sekarang itu serba salah, ga mau dibohongi, tapi dikasih jawaban jujur ga terima.


Lanjut ke poin kedua. Tulus. Sekarang banyak orang yang ga tulus berteman, ga tulus menolong. Kenapa? Alasan pertama, asas manfaat. Jadi dia mengharapkan timbal balik. Dia bantu kamu, kamu juga HARUS bantu dia. Kata ‘harus’nya dikapitalin, nunjukkin kalo seseorang itu udah bantu kamu, suka ga suka, mau ga mau, waktu dia butuh bantuan, kamu dipaksa untuk kasih bantuan ke dia.  Atau karena kamu bermanfaat untuk hidupnya. Jadi selagi kamu masih bisa dimanfaatkan sama dia, dia bakalan betah, kok, jadi temen kamu.

Alasan kedua? Nah, sama kaya cerita bohong-jujur sebelumnya, kebanyakan orang sekarang itu serba salah. Misal kamu jadi pelaku. Kondisinya ini kamu sedang dalam mood yang buruk. Lantas ada yang minta tolong. Waktu kamu bantu tapi dengan setengah hati, si penerima bantuan mungkin bakal bilang, "Niat bantu, ga, sih?" Tapi kalo ga dibantu, dia bakal bilang, "Sombong kali ga mau bantu, awas aja kalo dia minta tolong."

Well, begitulah keadaan kita sekarang ini. Mau memperbaiki? Mulai dari diri sendiri. Selamat berusaha jujur dan tulus!

Tentang Moody

Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...