Sunday, September 25, 2016

7 Kebiasaan Baik Tentang Diri Saya? Sepertinya Bohong Deh

Postingan ini merupakan bagian dari proyek #Blogger'sChallenge yang mana temanya adalah ‘7 Kebiasaan Baikku’ dari Nurwahidah Waruhu.

Sama kaya tema sebelumnya, tema kali ini juga bikin Penulis putar otak. Demi apa Penulis harus mikir-mikir kebiasaan baik. Kalau kebiasaan buruk, mah, gampang. 20 biji juga Penulis sanggup nulisnya.


Nah, ini kebiasaan baik. Kita, kan, ga tau, ga bisa menilai diri sendiri, karena belum tentu yang kita anggap baik, bernilai baik juga di mata orang. Selain itu, entar kalau ngungkapin kebaikan diri sendiri, rasa-rasanya jatuhnya engga jauh-jauh dari sombong sama pamer.

Karena kepikiran sama masalah di atas, akhirnya Penulis memutuskan untuk bertanya sama temen yang akhir-akhir ini sering menghabiskan waktu sama Penulis. Bisa dibilang kali ini Penulis gagal untuk menjalani tantangan.

Kenapa? Well, Penulis cuma berhasil ngumpulin ‘6 Kebiasaan Baik.’

Nah, karena ‘6 Kebiasaan Baik’ berikut ini dicetuskan sama orang lain, jadi nilai baik buruknya dilihat dari kacamata si ‘Kawan.’ So, kalau menurut kalian itu ga baik, ya, gapapa. Toh, bukan nilai kalian yang Penulis pakai di sini.

Jadi, di bawah ini merupakan ‘6 Kebiasaan Baik’ Penulis menurut temen-temennya.

1. Santai tapi Pasti

Orang pertama yang Penulis tanya itu bilang kalau Penulis itu setiap ngerjain sesuatu, ngerjainnya perlahan, santai, tapi jelas akhirnya. Maksudnya, pekerjaan yang dikerjakan itu selesai. Sesuai sama pepatah Jawa: Alon alon asal kelakon

BTW, momen waktu Penulis tanya ini, tuh, jam 2 dinihari, yang ditanya lagi telponan sama pacarnya. Ga tau, deh, dia terganggu atau engga. Ihihihihihi…

2. Rapi

Orang kedua yang Penulis tanya bilang kalau Penulis itu cowok yang serba rapi. Mulai dari pakaian, tulisan, sampai rambut. Hmm, dia belum liat aja kamar Penulis bentuknya gimana. Ihihihihi…

3. Pilih-Pilih Makanan

Pilih-pilih makanan di sini, tuh, maksudnya makanan sehat. Yah, dia belum tau, aja, kalau Penulis udah lapar, semua dihajar. Hahaha… Tapi dari kacamata dia (walaupun dia ga pakai kacamata), Penulis itu cukup mikir-mikir dalam hal memilih makanan.

Misal, nih, kemarin udah makan bakso, nah, hari ini bakso dihapus dari makanan yang boleh dimakan. Tau porsi lah istilahnya. Makanan ga sehat masih dimakan, tapi frekuensinya diatur sedemikian rupa.

4. Menghargai Makanan

Lanjut ke orang yang keempat. Nah, si kawan ini bilang kalau Penulis itu tipe orang yang ga mau buang-buang makanan. Dia mikir begini karena dulu pernah coba sampo lain. Tapi ketombenya balik lagi, balik lagi. Aku pake pasir aja. Oke, Penulis gagal fokus.

Jadi pernah satu waktu kami lagi makan bareng. Nah, ga sengaja, makanan yang lagi Penulis makan itu jatuh ke atas paha Penulis (Penulis lupa waktu itu lagi makan apa). Karena jatuhnya ke atas paha, Penulis santai, donk, ambil itu makanan terus masukin ke mulut. Dari kejadian itulah poin keempat ini lahir.

5. Minum dan Makan Menggunakan Tangan Kanan

Nah, kalau ini, temen dari Zaman Batu juga udah ga heran sama kebiasaan Penulis yang satu ini. Dan mereka juga ga masalah kalau Penulis menegur mereka waktu mereka lupa makan  dan minum pakai tangan kiri. Tapi tenang, ga ke semua orang, kok, Penulis menerapkan hal ini. Tipe-tipe orang yang nyablak waktu diingatkan, mereka langsung Penulis hapus dari daftar orang yang pantas untuk diingatkan.

BTW, kebiasaan ini Penulis bawa dari rumah. Dari mulai Penulis bisa makan minum sendiri, Orang tua Penulis  membiasakan kami, anak-anaknya, untuk makan dan minum menggunakan tangan kanan. Dalilnya itu mulai dari Hadits, Sunnah Nabi, sampai dongeng. Hasilnya, ya, alhamdulillah, Penulis terbiasa makan dan minum menggunakan tangan kanan.

6.  Mendahulukan Tidur daripada Tugas

Orang keenam kasih jawaban yang agak absurd. Mendahulukan tidur daripada tugas. Penulis sampai nanya ulang, loh! Dan dengan santainya si kawan menjawab, “Menurut aku itu baik.” Oke, Penulis ngalah. Sekali lagi, yang dipakai di sini sudut pandang, nilai, maupun kacamata dari orang yang ditanya (kali ini orangnya beneran berkacamata). Jadi, ya, poin absurd ini Penulis masukkan ke sini. 

Well, orang yang pernah ‘bobo’ atau ‘kumpul kebo’ bareng Penulis pasti tau kebiasaan Penulis yang satu ini. Dimulai dari kelas XI dulu, saat tugas beberapa orang menjadi tanggungjawab Penulis. Karena banyak yang harus dikerjakan, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan itu semua juga banyak. Alhasil, Penulis harus begadang.

Penulis tau, kalau begadang tanpa tidur, besok paginya Penulis bakalan oyong. Jadi Penulis memutuskan untuk tidur dulu. Kalau dinihari terbangun, ya, syukur. Kalau subuh baru terbangun, ya, terima nasib pagi itu bakalan jadi pagi warbyazzaaaa.....

Beberapa kegiatan harus dilakukan di satu waktu. Jadi di situ Penulis pakai seragam, di situ Penulis sarapan (Penulis lebih suka makan di dalam kamar tidur), di situ juga Penulis berkutat dengan laptop dan printer. Ga jarang Penulis juga berkutat dengan kertas jeruk, plastic sampul, dan lakban. Pokoknya warbyazzaaaaa.....

7. Mudah Memberikan Bantuan

Ternyata setelah Penulis mengecek ulang riwayat percakapan di BBM, ada salah satu temen yang kasih dua opini. Jadi Penulis ga jadi gagal, hehehehe…

Poin terakhir ini, muncul karena menurut dia, Penulis itu gampang dimintai pertolongan. ‘Rif, kawanin kesana, yok?’ ‘Rif, tolong beli ini, lah?’ ‘Rif, titip itu, ya?’ Semacam-semacam itu lah. 

Bukan mau sok baik, tapi Penulis punya prinsip begini, ‘Kalo kau mau Allah bantu urusanmu, kau juga harus mau bantu orang lain.’ Perlu ada sedikit penjelasan di sini. Jadi tujuan Penulis bantu orang itu ada dua, pertama, karena emang niat bantu, kedua, karena mau nantinya urusannya dipermudah sama Allah. Di sini Penulis bantu orang, ga mengharap bantuan balasan dari orang yang udah Penulis bantu. Penulis cuma berharap, jika ada masanya nanti Penulis butuh bantuan, Allah mau memberikan keringanan ataupun mengirimkan seseorang untuk membantu. Ga peduli orangnya siapa.

Well, udah 7 poin, nih. Kelar donk, ya? Hehehehe…

Thanks to Abang di kamar sebelah yang heboh bangunin Penulis jam 3 dinihari karena ga bisa masuk ke kost, soalnya kunci gembok di gerbang aku yang pegang. Kalau ga karena dia, tulisan ini belum ada sekarang, ihihihihi…

Udah hari minggu nih! Penulis siap, penulis siap! Apa Challenge berikutnyaaa? Ahahahaha… 

Tentang Moody

Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...