Wednesday, September 28, 2016

Apakah Itu Cinta? Benarkah Cinta Pertama Itu Ada?

Postingan ini merupakan bagian dari proyek #Blogger'sChallenge yang kali ini bertemakan 'Cinta Pertama' dari Saudari Nadya Rizki Ardhani.

Oke, kalau di postingan sebelumnya Penulis nyaris gagal untuk mengikuti tantangan, maka kali ini Penulis mendeklarasikan bahwa Penulis gagal.

Maaf, tapi saat Nadya mencetuskan tema untuk periode ini, kepala Penulis mendadak kosong.



Cinta Pertama?

Jatuh cinta untuk pertama kali?

Apa itu cinta?

Apakah saat kamu merasa sangat terpesona pada apapun yang ada pada seseorang? Yang jika melihatnya, kamu merasa bahwa sepertinya salah satu dari penghuni Nirwana telah tersesat di Bumi.

Apakah itu?

Jika iya, maka Penulis pernah merasakannya, dulu sekali. Jauh sebelum Penulis tau apa arti kata motorcycle, plane, doll. Yeah, it was on Kindergarten.

Apakah saat kamu merasa jantungmu berdetak 2-3 kali lebih cepat dari biasanya? Saat melihatnya merupakan candu bagimu? Saat kamu bahkan tak ingin melepasnya meski kamu tau bukan namamu yang ada di hatinya?

Apakah itu?

Jika iya, maka Penulis pernah merasakannya, dulu. Saat Penulis terlalu naif akan cinta, merelakan hatinya hancur berkeping-keping menatap kekasih hatinya masyuk menenggelamkan diri pada kemesraan dengan yang bukan dirinya demi mempertahankan sang kekasih hati agar selalu di sisinya, secara harfiah.

Apakah saat kamu merasa nyaman, merasa menemukan tempat berlabuh, hingga rela menyerahkan segalanya pada sang kekasih hati?

Apakah itu?

Jika iya, lagi-lagi Penulis juga pernah merasakannya. Saat lagi-lagi Penulis naif akan cinta, menyerahnya segalanya untuk sang kekasih hati hingga lupa bahwa jika hati diberikan secara penuh, maka luka yang akan diterima saat keadaan berubah akan penuh pula. Well, menyakitkan, tapi itu pembelajaran.

Atau apakah, ini yang terakhir, saat keberadaannya menghisap habis isi kepalamu hingga jangankan sekelumit adegan, bahkan sebait kata pun sulit untuk terucap? Saat jantungmu justru melemah, dan mendadak terserang ribuan jarum saat melihatnya bercengkrama dengan yang bukan kamu?

Apakah itu?

Jika memang itu iya, Penulis pernah merasakannya. Saat berada di dekatnya terasa membunuhmu namun berjauhan dengannya menimbulkan cambukan rindu yang bahkan tak membuatmu merasa lebih baik. Saat mendengar namanya atau sekilas melihat wajahnya baik langsung maupun lewat foto membuatmu merasa melambung tinggi ke angkasa kemudian jatuh terhempas ke atas jalanan aspal lantas terlindas roda-roda raksasa hingga luluh lantak tak bersisa.

Tentang Moody

Halo pembaca kece! Di postingan kali ini, aku ditantang sama Kak Rina untuk menceritakan tentang tanggapanku terhadap seseorang yang mo...